kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kemenhub sebut 82% kontrak angkutan udara perintis telah ditandatangani awal Januari


Kamis, 09 Januari 2020 / 15:48 WIB
Kemenhub sebut 82% kontrak angkutan udara perintis telah ditandatangani awal Januari
ILUSTRASI. Kepala Bandara Domine Eduard Osok (DEO), Rasburhany (tengah) berfoto awak pesawat dan kru usai peresmian penerbangan perdana Susi Air di Bandara DEO, Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (9/4/2019). Kementerian Perhubungan melakukan penerbangan perdana subsid


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga 9 Januari 2020, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan sudah terdapat 82% kontrak angkutan udara perintis yang sudah ditandatangani.

Penandatangan kontrak tersebut sudah dilakukan sejak Desember tahun lalu. Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Maria Kristi Endah Murni merinci, tiga koordinator wilayah (korwil) sudah menandatangai kontrak yakni korwil Nabire, Sumenep dan korwilTimika.

Baca Juga: Kemenhub gelontorkan Rp 500 miliar untuk subsidi angkutan udara perintis di 2020

Penandatangan kontrak pun kembali dilakukan oleh 1 korwil atau korwilWamena pada 3 Januari 2020.

Hari ini, terdapat 14 korwil yang menandatangani kontrak. 14 korwil tersebut antara lain korwil Tarakan, Gunung Sitoli, Dabo Singkep, Dekai, Manokwari, Kuala Pembuang, Samarinda, Langgur, Sorong, Masamba, Timika, Ternate, Tanah Merah, dan Merauke.

"Secara presentase hingga Januari sudah dilakukan penandatangan kontrak sebesar 82%, dan 18% ini akan dilakukan penandatangan kontrak pada pertengahan Januari tahun ini," ujar Maria, Kamis (9/1).

Penandatangan kontrak untuk 4  Korwil lainnya ditargetkan dilakukan pda minggu ketigaJanuari 2020 sebelum 16 Januari. 4 korwil tersebut antara lain Korwil Masamba, Sinabang, Elelim dan Waingapu.

Adanya angkutan udara perintis ini pun bertujuan untuk menjaga kesinambungan dan konektifitas khususnya di daerah terluar, terpencil, tertinggal dan perbatasan.

Baca Juga: Menko Polhukam Mahfud MD temukan 24 UU bidang kelautan yang tumpang tindih

Program Angkutan Udara Perintis ini sudah berlangsung sejak tahun 2017 sebagai bagian dari fokus pemerintah dalam mengatasi persoalan logistik di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan. Diharapkan, dengan adanya angkutan udara perintis ini masyarakat bisa merasakan kehadiran pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dan keberlangsungan logistik.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti mengatakan, dengan adanya program ini pun, pada tahun 2019 harga bahan pokok di daerah terpencil, khususnya di wilayah Papua bisa dipangkas hingga 40%.

Mendasari Perpres Nomor 70 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Kewajiban Palayanan Publik Untuk Angkutan Barang dari dan ke Daerah Tertinggal,Terpencil Terluar, dan Perbatasan, Polana berharap agar kegiatan Jembatan Udara dapat tersinkronisasi dengan program-program lainnya seperti Tol Laut, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal.

Dalam menjalankan angkutan udara perintis ini, pemerintah pun menggelontorkan subsidi. Tahun ini terdapat sekitar Rp 500 miliar yang dialokasikan untuk subsidi angkutan udara perintis penumpang, angkutan udara perintis kargo, dan angkutan udara kargo.

Baca Juga: Menhub pastikan kereta api bandara dan KRL Duri-Tangerang beroperasi terbatas besok

Presiden Direktur Smart Aviation Pongky Majaya mengatakan, adanya subsidi yang diberikan pemerintah membantu maskapai untuk memperluas jangkauan ke daerah-daerah terpencil. Dia menyebut, pihaknya memang fokus di daerah Papua.

"Secara reguler kami memang menerbangkan pesawat kita di daerah itu juga. Hanya saja, dengan adanya subsidi akhirnya kita juga bisa menambah frekuensi penerbangan kami," ujar Pongky.

Menurut Pongky, potensi pasar di wilayah-wilayah terpencil, khususnya Papua, pun masih sangat besar. Apalagi, menurutnya saat ini pembangunan di wilayah Papua tengah ditingkatkan sehingga  sembako dan bahan bangunan perlu dikirim lewat udara. Karena itu, Pongky pun menyebut pihaknya berencana menambah 3 pesawat di 2020 sebagai persiapan di 2021.

Baca Juga: Kemenhub kerahkan tim reaksi cepat bantu korban banjir Jabodetabek

Selain memberikan subsidi, Pongky berharap pemerintah terus mendorng prasarana pendukung bandara seperti peningkatan landasan, navigasi dan lain-lain sehingga tingka kecelakaan dapat ditekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×