Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
“Untuk mentransformasikan ekonomi kita menjadi lebih maju, diperlukan penguasaan teknologi, modal dan skill, dan juga bahwa inti dari transformasi yaitu untuk melahirkan lebih banyak lagi pelaku usaha,” tuturnya, Jumat (9/8).
Adapun, Kalla mengakui transformasi ekonomi bukan tanpa risiko. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan yang keras dan kepemimpinan yang kuat untuk mampu mengubah ekonomi.
Baca Juga: BPS: Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Q2-2019 naik menjadi 125,68
“Birokrasi kita juga harus cepat, dan ekspor pun harus ditingkatkan, serta APBN harus efisien,” imbuh Kalla.
Darmin menjelaskan, paradigma selama ini transformasi ekonomi, atau dulunya dikenal dengan istilah transformasi struktural, diarahkan pada peralihan tenaga kerja dari sektor berbasis sumber daya alam (SDA) ke sektor yang menciptakan nilai tambah (added values), misalnya industri.
Tetapi hal ini memicu terjadinya urbanisasi dari desa ke kota.
Adapun, transformasi ekonomi yang digagas oleh pemerintah saat ini berfokus pada pemanfaatan potensi desa sebagai basis pertumbuhan ekonomi daerah, yang nantinya akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Jadi, tidak perlu misalnya petani di desa pindah ke kota menjadi buruh, namun dengan transformasi ekonomi mereka tetap bertani dengan lebih efisien memanfaatkan infrastruktur yang memadai dan teknologi pertanian yang maju, serta kepastian adanya offtaker yang akan membeli produk pertaniannya dengan harga yang baik,” ujar Darmin.
Baca Juga: Target pertumbuhan ekonomi diproyeksi sulit tercapai, begini respons Menko Darmin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News