kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.874   6,00   0,04%
  • IDX 7.319   123,09   1,71%
  • KOMPAS100 1.123   18,77   1,70%
  • LQ45 894   17,23   1,96%
  • ISSI 223   1,97   0,89%
  • IDX30 458   9,55   2,13%
  • IDXHIDIV20 552   12,52   2,32%
  • IDX80 129   1,81   1,43%
  • IDXV30 137   2,20   1,63%
  • IDXQ30 152   3,26   2,19%

Kalangan pengusaha berharap India tetap mau gabung RCEP


Selasa, 05 November 2019 / 15:30 WIB
Kalangan pengusaha berharap India tetap mau gabung RCEP
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (tengah) mengikuti KTT ke-3 Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di Bangkok, Thailand, Senin (4/11/2019). KTT tersebut diikuti negara-negara ASEAN serta enam negara mitra yaitu China, Jepang, India, Korea Selatan, Austra


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Kalangan pengusaha berharap India tetap bergabung dalam Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) karena kerjasama ini akan menguntungkan. Kendati demikian, peluang bergabungnya India dinilai semakin kecil.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani bagi India, RCEP tetap menguntungkan. RCEP akan membuka keterbukaan perdagangan dan investasi global.

Baca Juga: 15 negara sepakat selesaikan RCEP 2020, nasib India belum jelas

Kerja sama ekonomi akan memberikan jaminan kepastian usaha yang tinggi di kawasan tersebut dibanding sebelumnya. "Ini akan membuat kawasan kita semakin kompetitif dan semakin diperhitungkan sebagai growth center dunia," ujar Shinta saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (5/11). 

RCEP akan memberi akses pasar yang besar. Hal itu mengingat anggota RCEP yang tergabung yaitu 10 negara ASEAN ditambah 6 negara mitra dagang lainnya antara lain China, India, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Korea.

Sebanyak 15 negara telah menyepakati penyelesaian pada tahun 2020 mendatang. Sementara satu negara yaitu India masih belum menyepakati hal tersebut.

Baca Juga: KTT ASEAN sepakat dorong peningkatan perdagangan, termasuk sawit

Belum sepakatnya ini akan mengurangi pasar dalam RCEP. Padahal sebelumnya RCEP memiliki potensi pasar 50% populasi dunia, 30% perdagangan global, dan 28% penanaman modal asing dunia. 

Shinta optimis Indonesia dapat menarik India untuk masuk dalam perjanjian RCEP. Namun, ia memahami bahwa peluang bergabungnya India kecil. "Mereka masih berharap India bisa kembali bergabung di RCEP walaupun harapannya tipis," terang Shinta.

Shinta bilang RCEP harus mengakomodasi kepentingan India dalam kerja sama tersebut. Meski pun harus tetap bersifat adil bagi negara lainnya. "Misalnya dengan term phase out liberalisasi yang lebih panjang atau kelonggaran lainnya," jelas Shinta.

Baca Juga: Tips sukses dari Miliarder Ray Dalio pendiri hedge fund terbesar di dunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×