Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kalangan pengusaha berharap India tetap bergabung dalam Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) karena kerjasama ini akan menguntungkan. Kendati demikian, peluang bergabungnya India dinilai semakin kecil.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani bagi India, RCEP tetap menguntungkan. RCEP akan membuka keterbukaan perdagangan dan investasi global.
Baca Juga: 15 negara sepakat selesaikan RCEP 2020, nasib India belum jelas
Kerja sama ekonomi akan memberikan jaminan kepastian usaha yang tinggi di kawasan tersebut dibanding sebelumnya. "Ini akan membuat kawasan kita semakin kompetitif dan semakin diperhitungkan sebagai growth center dunia," ujar Shinta saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (5/11).
RCEP akan memberi akses pasar yang besar. Hal itu mengingat anggota RCEP yang tergabung yaitu 10 negara ASEAN ditambah 6 negara mitra dagang lainnya antara lain China, India, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Korea.
Sebanyak 15 negara telah menyepakati penyelesaian pada tahun 2020 mendatang. Sementara satu negara yaitu India masih belum menyepakati hal tersebut.
Baca Juga: KTT ASEAN sepakat dorong peningkatan perdagangan, termasuk sawit
Belum sepakatnya ini akan mengurangi pasar dalam RCEP. Padahal sebelumnya RCEP memiliki potensi pasar 50% populasi dunia, 30% perdagangan global, dan 28% penanaman modal asing dunia.
Shinta optimis Indonesia dapat menarik India untuk masuk dalam perjanjian RCEP. Namun, ia memahami bahwa peluang bergabungnya India kecil. "Mereka masih berharap India bisa kembali bergabung di RCEP walaupun harapannya tipis," terang Shinta.
Shinta bilang RCEP harus mengakomodasi kepentingan India dalam kerja sama tersebut. Meski pun harus tetap bersifat adil bagi negara lainnya. "Misalnya dengan term phase out liberalisasi yang lebih panjang atau kelonggaran lainnya," jelas Shinta.
Baca Juga: Tips sukses dari Miliarder Ray Dalio pendiri hedge fund terbesar di dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News