Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negara-negara ASEAN mendorong peningkatan perdagangan di internal ASEAN dan negara mitra. Hal itu diungkapkan para pemimpin negara ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.
ASEAN juga mengantisipasi berkembangnya industri 4.0 ke depan dengan implementasi ASEAN single window.
"Para Pemimpin ASEAN menyampaikan komitmennya untuk penghapusan hambatan tarif dan non-tarif, penguatan perdagangan ekonomi digital, revolusi industri 4.0, peningkatan perdagangan intra-ASEAN, dan finalisasi perundingan RCEP, serta sentralitas dan persatuan ASEAN," ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam siaran pers, Senin (4/11).
Baca Juga: Thailand sebut kesepakatan perdagangan Asia baru ditandatangani tahun 2020
Selain pertemuan KTT ASEAN terdapat pula rangkaian kegiatan lain yang berkaitan dengan negara mitra. Antara lain pertemuan KTT ASEAN-China.
Pada KTT ASEAN-China dibahas sejumlah isu terutama kerja sama ekonomi. ASEAN dan China sepakat untuk meningkatkan implementasi ASEAN - China FTA.
"Pertemuan KTT ASEAN-RRT berlangsung produktif dengan agenda utama kerja sama di bidang perdagangan, yaitu memperkuat implementasi ASEAN-China FTA," terang Agus.
Selain China, ada pula pertemuan KTT ASEAN-India. Pertemuan tersebut membahas sejumlah masalah termasuk pada penyelesaian Kerja Sama Ekonomi Komperhensif Regional (RCEP).
Dalam pertemuan tersebut, ASEAN dan India menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi mencapai target US$ 200 miliar pada tahun 2020. Selain itu juga mendorong pemanfaatan yang efektif dari ASEAN-India FTA.
Baca Juga: Hari ketiga kunjungan kerja di Bangkok, berikut agenda Presiden Jokowi
Selain itu Indonesia juga melakukan pertemuan bilateral dengan India. Pada pertemuan bilateral tersebut salah satu masalah yang dibahas adalah mengenai harga minyak sawit.
"Perdana Menteri India Narendra Modi siap memberikan treatment yang fair terhadap CPO Indonesia," jelas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan resmi.
Saat ini minyak sawit Indonesia memiliki bea masuk yang berbeda dengan Malaysia. Turunan minyak sawit Indonesia dikenai bea masuk 50% sementara India 45% yang berdampak pada daya saing.
Baca Juga: Mendag akan intensifkan komunikasi dengan DPR terkait ratifikasi perjanjian IA-CEPA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News