kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.290   -16,00   -0,10%
  • IDX 7.200   -30,86   -0,43%
  • KOMPAS100 1.051   -5,06   -0,48%
  • LQ45 808   -4,42   -0,54%
  • ISSI 231   -0,60   -0,26%
  • IDX30 421   -1,86   -0,44%
  • IDXHIDIV20 493   -3,16   -0,64%
  • IDX80 118   -0,24   -0,20%
  • IDXV30 121   0,61   0,51%
  • IDXQ30 135   -1,18   -0,86%

Jumlah Pekurban Berkurang, Tanda-Tanda Daya Beli Kelas Atas Mulai Turun?


Selasa, 10 Juni 2025 / 16:19 WIB
Jumlah Pekurban Berkurang, Tanda-Tanda Daya Beli Kelas Atas Mulai Turun?
ILUSTRASI. Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS) memperkirakan potensi ekonomi kurban Indonesia tahun 2025 mencapai Rp 27,1 triliun.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA.  Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS) memperkirakan potensi ekonomi kurban Indonesia tahun 2025 mencapai Rp 27,1 triliun, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 28,3 triliun. 

Penurunan ini disebabkan berkurangnya jumlah pekurban (shohibul qurban) dari 2,16 juta pada 2024 menjadi 1,92 juta orang pada 2025.

Angka tersebut mencerminkan berkurangnya sekitar 233.000 pekurban dalam satu tahun terakhir, yang setara dengan penurunan nilai lebih dari Rp 1 triliun. 

Ini menjadi sinyal jelas melemahnya daya beli masyarakat kelas menengah atas, kelompok yang selama ini mendominasi pasar hewan kurban.

"Dari 1,92 juta rumah tangga muslim berdaya beli tinggi yang berpotensi menjadi shohibul qurban, kebutuhan hewan kurban terbesar adalah doka (domba-kambing) sekitar 1,1 juta ekor, sedangkan sapi sekitar 503.000 ekor," tulis IDEAS dalam laporannya, dikutip Selasa (10/6).

Baca Juga: Ekonomi Kurban 2025 Diprediksi Turun Menjadi Rp 27,1 Triliun

IDEAS mencatat penurunan jumlah sapi kurban mencapai 84.000 ekor, sedangkan domba kambing berkurang hingga 108.000 ekor dibandingkan tahun lalu. 

Penurunan ini sejalan dengan menurunnya jumlah rumah tangga kelas sejahtera, khususnya kelompok kelas menengah atas dan atas, yang selama ini menjadi penyumbang utama aktivitas kurban.

"Penurunan ini berbanding lurus dengan kejatuhan jumlah kelas sejahtera yang biasa berada pada kelompok kelas atas dan menengah atas," sebut IDEAS.

Hal ini sejalan dengan Indeks Tabungan Mandiri Institute menunjukkan adanya penurunan tabungan di seluruh lapisan masyarakat. 

Penurunan paling tajam terjadi di kelas bawah, dengan rata-rata saldo tabungan di bawah Rp 1 juta, yang turun 6,3 poin dari Mei 2024. Kelas menengah dengan saldo Rp 1 juta hingga Rp 10 juta mengalami penurunan dari 100,6 menjadi 100,3, dan kelas atas dengan saldo lebih dari Rp 10 juta turun dari 96,7 menjadi 93,3 pada Mei 2025.

Penurunan proyeksi kurban tahun ini bahkan lebih rendah dari proyeksi pada masa pandemi tahun 2021–2023.

Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak langsung pada kesejahteraan peternak (Rumah Tangga Usaha Peternakan/RTUP), yang semestinya bisa menikmati “panen raya” saat Idul Adha.

Situasi ekonomi nasional juga diperburuk oleh tingginya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sepanjang 2024, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat setidaknya 77.965 orang kehilangan pekerjaan. 

Jakarta, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Barat menjadi provinsi dengan angka PHK tertinggi. Sementara itu, sejak Januari hingga 20 Mei 2025, terdapat tambahan 26.455 orang yang mengalami PHK.

Baca Juga: Nilai Ekonomi Kurban Tahun 2025 Diproyeksikan Turun Jadi Rp27,1 Triliun, Ada Apa?

Tekanan tambahan datang dari melambatnya investasi dan ketidakpastian global akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Kondisi ini membuat banyak rumah tangga kelas menengah awal memilih untuk menahan konsumsi, termasuk menunda ibadah kurban.

"Akibatnya, lebih dari 10% masyarakat yang mampu berkurban tahun sebelumnya dan saat ini terdampak dengan fenomena tersebut, diperkirakan memutuskan untuk tidak berkurban lagi pada tahun ini," tulis IDEAS.

Selanjutnya: Eagle High Plantations (BWPT) Terbitkan Obligasi Syariah Senilai Rp 100 Miliar

Menarik Dibaca: Anchor Bagikan Resep Inspiratif untuk Bantu Orangtua Optimalkan MPASI Bergizi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×