Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini memimpin rapat kabinet terbatas mengenai perkembangan waktu tunggu barang di pelabuhan atau dwelling time. Dalam kesempatan itu, Ia mengingatkan kepada para menterinya untuk serius menurunkan dwelling time.
Perkembangan dwelling time, memang terus menjadi salah satu perhatiannya. Bahkan, Ia telah menugaskan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk memeriksa langsung ke lapangan.
Tugas untuk menurunkan dwelling time sebelumnya dibebankan kepada Menko bidang Maritim Rizal Ramli. "Saya sudah terjunkan ke lapangan, dan hasilnya sudah daya dapatkan," kata Jokowi, Selasa (22/12) di Istana Negara, Jakarta.
Dwelling time menjadi penting bagi Jokowi mengingat itu bisa mendorong efisiensi bagi industri. Sehingga, daya saing industri nasional akan lebih baik jika dwelling time semakin singkat.
"Saya ingin melihat perubahan kongkrit," katanya.
Menurutnya, masalah dwelling time yang tinggi ada karena terjadi penumpukan kontainer yang melewati jalur hijau maupun merah. Selain itu, akses jalan ke pelabuhan juga menjadi catatan. Jokowi meminta semua masalah itu segera diselesaikan.
Sayang, harapan Jokowi tampaknya belum terkabul. Dari target yang dibebankannya kepada Rizal yaitu menurunkan dwelling time menjadi kurang dari empat hari, sampai saat ini target tersebut belum tercapai.
Menurut Rizal, saat ini angka dwelling time rata-rata masih 4,39 hari. Ia berjanji akan terus menurunkannya menjadi 1,5 hari di tahun 2016. Ia mengklaim Ia sudah memberikan hasil yang cukup baik jika dibandingkan angka dwelling pada awal tahun yang mencapai 6 hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News