kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Jokowi Ajak UEA Bangun Pusat Keuangan di IKN dan Investasi di Ekosistem Mobil Listrik


Jumat, 19 Juli 2024 / 21:08 WIB
Jokowi Ajak UEA Bangun Pusat Keuangan di IKN dan Investasi di Ekosistem Mobil Listrik
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ)


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan hasil penting dari kunjungan kenegaraan terakhirnya ke Uni Emirat Arab (UEA) pada 16-17 Juli lalu.

Bertemu Presiden UEA, Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), Jokowi menyoroti dua isu utama yang menjadi fokus dalam peningkatan kerja sama bilateral, di samping isu-isu penting lainnya.

"Ke UEA kita hanya membahas dua hal penting, meskipun ada banyak yang lainnya," ujar Jokowi di Kabupaten Bandung Jawa Barat, Jumat (19/7).

Pertama, mengenai pembangunan pusat keuangan atau financial center di Ibu Kota Nusantara (IKN). Jokowi menyebut bahwa pemerintah ingin mempelajari sistem di Dubai International Financial Center (DIFC).

"Di situ ada sistemnya kita ingin tiru, rekrutnya seperti apa, membawa uang untuk bisa masuk ke financial center di Dubai seperti apa, DIFC," ungkap Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Undang Presiden MBZ Berkunjung ke Indonesia pada September Mendatang

Terkait hal tersebut, Jokowi menyebutkan, telah ditandatangani sebuah nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan DIFC. 

"Artinya financial center yang di IKN ini nanti akan kita harapkan segera dibentuk dan segera bisa berjalan," terangnya.

Isu kedua yang ditekankan adalah kerja sama dalam sektor nikel, yang mencakup seluruh rantai nilai dari hulu hingga hilir. Mulai dari pertambangan, produksi katode dan prekursor, pembuatan baterai kendaraan listrik, hingga kendaraan listrik itu sendiri. 

Selain UEA dan Indonesia, akan ada dua negara lain yang saat ini tengah didekati untuk bekerja sama. "Kalau ini berhasil, kita harapkan bisa menguasai pasar 80%- 85% pasar dunia, itu yang kita harapkan," kata Jokowi.

Kerja sama tersebut menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam menguatkan posisi Indonesia di pasar global, khususnya dalam industri yang sedang berkembang pesat seperti kendaraan listrik dan teknologi baterai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×