kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Jika Harga BBM Subsidi Naik, Sektor Manufaktur Bakal Tertekan


Kamis, 01 September 2022 / 15:56 WIB
Jika Harga BBM Subsidi Naik, Sektor Manufaktur Bakal Tertekan
Pameran Manufaktur: Suasana Pameran Manufacturing Indonesia 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (4/12). Jika Harga BBM Naik, Sektor Manufaktur Bakal Tertekan.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sektor manufaktur Indonesia kembali meraih momentum pertumbuhan pada bulan Agustus 2022 yang didorong oleh kondisi ekonomi dan permintaan yang membaik.

Berdasarkan data terkini Purchasing Managers's Index (PMI) dari S&P Global, pada periode Agustus 2022, PMI Manufaktur Indonesia berada di angka 51,7 atau lebih tinggi jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang berada pada angka 51,3.

Data PMI yang berada di atas 50,0 menunjukkan bahwa kondisi pengoperasian di seluruh sektor manufaktur Indonesia telah membaik pada setiap bulannya dalam 12 bulan terakhir. Meskipun tergolong sedang, tingkat perbaikan merupakan yang terkuat dalam empat bulan.

Meski menunjukkan peningkatan, Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi mengatakan bahwa wacana pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi akan dapat menekan kinerja sektor manufaktur.

Baca Juga: Berakhir September 2022, Ditjen Pajak Evaluasi Insentif PPN Perumahan dan PPnBM

Menurutnya, rencana kebijakan kenaikan harga BBM akan turut mengerek biaya logistik dan juga bahan baku. Sehingga untuk menutup kenaikan biaya tersebut, maka sektor manufaktur akan turut menaikkan barang produksinya.

"Biaya logistik dan bahan baku pasti akan mengalami kenaikan pula akibat kebijakan kenaikan BBM," ujar Diana kepada Kontan.co.id, Kamis (1/9).

Lebih lanjut, Diana mengatakan, apabila sektor manufaktur menaikkan barang produksinya, tentu saja hal tersebut juga akan berdampak kepada konsumsi masyarakat yang akan mengalami pelemahan sebagai efek dari kenaikan harga barang.

Senada dengan Diana, Ketua Komite Analisis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia Ajib Hamdani mengatakan, sektor manufaktur akan sangat terpengaruh oleh sisi demand (permintaan) dan juga daya beli beli masyarakat.

Menurutnya, apabila pemerintah memutuskan untuk tetap menaikkan harga BBM, maka hal tersebut akan memberikan sentimen kenaikan harga produksi dan juga inflasi. Sehingga kondisi tersebut akan memberikan tekanan terhadap daya beli masyarakat.

Baca Juga: Soal Kenaikan Harga BBM Subsidi, Ini Kata Menteri ESDM Arifin Tasrif

"Ketika konsumsi terjaga dengan baik, maka PMI Manufaktur tetap akan mengalami eskalasi positif," kata Ajib kepada Kontan.co.id, Kamis (1/9).

Oleh karena itu, Ajib menyarankan pemerintah untuk terus menjaga daya beli masyarakat, salah satunya dengan cara pemberian bantalan berupa bantuan sosial (bansos). Menurutnya, langkah tersebut menjadi program jangka pendek pemerintah agar daya beli masyarakat dan tingkat konsumsi tetap terjaga dengan baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×