kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Jelang RDG BI, LPEM FEB UI imbau BI tahan suku bunga acuan


Selasa, 25 Mei 2021 / 13:12 WIB
Jelang RDG BI, LPEM FEB UI imbau BI tahan suku bunga acuan
ILUSTRASI. Pengunjung berjalan di kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (3/1). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/03/01/2018


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memandang perlunya Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 3,50% pada bulan ini. 

“Dengan masih bergejolaknya tekanan eksternal dan kebutuhan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan kondisi finansial, kami berpandangan bahwa BI perlu pertahankan suku bunga acuan,” ujar Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam laporannya, Senin (24/5). 

Dari sisi eksternal, memang ada aliran modal asing yang masuk pada awal Mei 2021. Selama satu bulan terakhir, akumulasi arus modal masuk meningkat ke level US$ 6,43 miliar di minggu pertama Mei 2021, naik sekitar US$ 1,06 miliar dari US$ 5,37 miliar di pertengahan April 2021. 

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri perkirakan BI tahan suku bunga di level 3,5% hingga akhir tahun

Masuknya aliran modal asing tersebut sebagian besar didorong oleh sentimen positif terhadap prospek ekonomi domestik, sayangnya, kondisi ini cenderung bersifat sementara. 

Pasalnya, berbagai isu bermunculan, dari kemungkinan diberlakukannya kembali lockdown di beberapa negara hingga kemungkinan tapering off oleh The Federal Reserve (The Fed) seiring mulai pulihnya ekonomi domestik Amerika Serikat (AS) dan risiko peningkatan inflasi AS. 

Dari sisi domestik, berbagai faktor memang memengaruhi perbaikan ekonomi domestik dalam beberapa waktu belakangan. Seperti vaksinasi, stimulus yang masif dari pemerintah, juga pembukaan aktivitas ekonomi secara perlahan. 

Meski begitu, risiko kesehatan dari Covid-19 masih membayang prospek pemulihan ekonomi tersebut. Ini terlihat dari angka inflasi yang masih landai. 

Relaksasi dari berbagai kebijakan pembatasan sosial dan adanya bulan Ramadan rupanya belum bisa mengerek permintaan agregat ke level normal. 

Baca Juga: Fokus ke rupiah dan pemulihan ekonomi, Bank Permata ramal BI tahan suku bunga acuan

Bagaimanapun, tidak ada jaminan bahwa kondisi baik belakangan ini akan terus bertahan. Kondisi pandemi masih terus berlangsung dan tetap fokus dalam menanggulangi pandemi merupakan cara yang paling ampuh untuk segera mengeluarkan diri dari krisis ini. 

“Untuk itu, kami berpandangan BI perlu mempertahankan suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan kondisi finansial,” tandasnya. 

Selanjutnya: Ekonom proyeksi Bank Indonesia (BI) kembali tahan suku bunga acuan di level 3,5%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×