Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
Menaungi 9.200 pasar trandisional yang ada diseluruh Indonesia, Asparindo terus berupaya untuk mengajak pedagang dan pembeli agar menggunakan masker dan menjaga hidup bersih.
“Di Pasar Tanah Tinggi semisal, siapapun yang datang wajib periksa suhu badan, pakai masker, serta menjaga kebersihan,” ujar Joko Setiyanto, Ketua Asparindo, saat pelucuran. Pasar tradisional rawan menjadi penyebaran virus corona.
Sebagai gambaran, Pasar Induk Tanah Tinggi menjadi wilayah keluar masuknya orang sebanyak 12.000 saban harinya. Pasar-pasar tradisional di bawah Asparindo, kata Joko berupaya menjaga maksimal pencegahan Covid 19 dengan menjaga protokol kesehatan untuk menekan pencegahan pandemi corona.
“Pasar harus tetap buka agar ekonomi tetap bisa bergerak, protokol kesehatan untuk pencegahan penularan krisis harus dilakukan,” ujar Joko. Maka, di bawah Asparindo, pasar-pasar juga menyediakan tempat cuci tangan untuk pedagang dan pembeli, bahkan pedagang juga menyediakan hand sanitizer untuk pencegahan.
Pasar menjadi aktivitas ekonomi yang berjalan selama 24 jam, mulai dari pedagang, supir, buruh angkut, petugas keamanan, hingga pembeli. Pasar rawan menjadi tempat penularan virus lantaran memiliki rantai panjang, dari produsen sampai konsumen.
Baca Juga: Gerakan Pakai Masker ajak pakai masker pedagang pasar secara benar, ini caranya
Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang memiliki volume transaksi lebih dari 3.000 ton hasil pertanian mulai sayur dan buah-buahan per hari Pasar ini melayani kebutuhan pasar-pasar di wilayah Jabodetabek, bahkan sampai Lampung. “Ada lebih dari 10.000 orang tiap hari bertransaksi di Pasar Induk Tanah Tinggi,” imbuh Hartono Wignjopranoto, pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang.
Dengan kapasitas 3.000 ton per hari, Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang memiliki pengaruh atas 60.000 hektare wilayah pertanian. “Ini artinya ada lapangan kerja bagi 300.000 keluarga di wilayan pertanian saja,” ujar dia.
Efek pasar induk sangat besar, melibatkan banyak orang. Ini rentan dengan penyebaran virus corona atau Covid-19, bahkan bukan mustahil menjadi klaster baru dalam penyebaran virus corona (covid-19)