kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.416.000   13.000   0,54%
  • USD/IDR 16.716   -9,00   -0,05%
  • IDX 8.701   43,74   0,51%
  • KOMPAS100 1.192   9,86   0,83%
  • LQ45 857   8,90   1,05%
  • ISSI 313   3,67   1,19%
  • IDX30 441   3,08   0,70%
  • IDXHIDIV20 510   2,90   0,57%
  • IDX80 134   1,32   1,00%
  • IDXV30 140   0,58   0,42%
  • IDXQ30 140   0,80   0,58%

Jadi Penggerak Ekonomi Indonesia, Kualitas UMKM Perlu Ditingkatkan


Rabu, 10 Desember 2025 / 22:46 WIB
Jadi Penggerak Ekonomi Indonesia, Kualitas UMKM Perlu Ditingkatkan
ILUSTRASI. Pengunjung berbincang dengan pelaku UMKM pada Forum bisnis dan pameran pasar digital (PaDI) UMKM 2025 di Jakarta, Rabu (10/12/2025). Upaya meningkatkan kualitas UMKM kembali mengemuka seiring rencana Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar Sensus Ekonomi 2026 (SE2026).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya meningkatkan kualitas UMKM kembali mengemuka seiring rencana Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar Sensus Ekonomi 2026 (SE2026). 

Sensus ini akan memetakan kondisi nyata seluruh pelaku usaha, terutama UMKM yang selama ini menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia.

Pranata Humas Ahli Muda BPS, Kunti Puspitasari, menyebut UMKM berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja dan keberlangsungan ekonomi keluarga. 

"Ketahanan usaha mereka masih lemah akibat masalah perizinan, akses modal, pemasaran, hingga rendahnya literasi digital," ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (10/12/2025).

Baca Juga: Ekonom HSBC Ungkap Sektor Informal Jadi Penyelamat Ekonomi Indonesia pada 2025

SE2026 akan menyasar lebih detail usaha mikro nonformal seperti pedagang kaki lima, warung kecil, dan usaha rumahan yang selama ini sulit terdata. 

Menurut Kunti, data komprehensif sangat penting agar kebijakan penguatan UMKM bisa lebih tepat sasaran.

Sejalan dengan itu, kebutuhan digitalisasi UMKM makin mendesak. Namun banyak pelaku usaha masih kesulitan karena pendekatan digital yang rumit. 

Praktisi inovasi digital Wisnu Ario Supadnomo menawarkan solusi lewat framework Ilmu 8F, metode digitalisasi praktis yang berangkat dari kebutuhan pelanggan, bukan teknologi.

Wisnu menjelaskan Ilmu 8F menggabungkan konsep Design Sprint Google Ventures dengan strategi dari Harvard Business School dan MIT Sloan, lalu diringkas agar mudah diterapkan oleh UMKM. 

Baca Juga: Sinyal Darurat Ekonomi Indonesia

Pendekatan ini menjadi fondasi Innovation Sprint, proses inovasi cepat dan terstruktur untuk mempermudah operasional dan penjualan.

Dengan pengalaman panjang membina UMKM dan rekam jejak inovasi digital yang diakui secara nasional maupun internasional, Wisnu menilai digitalisasi sederhana justru paling relevan bagi usaha kecil. 

“Kalau UMKM naik kelas, ekonomi Indonesia ikut naik kelas,” ujarnya.

Ke depan, Ilmu 8F akan dikembangkan melalui mentoring, workshop, dan materi edukasi digital agar semakin banyak UMKM yang mampu bertransformasi dan bersaing di era digital.

Selanjutnya: Hanya 25% Masyarakat yang Merasa Memiliki Kondisi Finansial Cukup Baik

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Pilates untuk Wanita, Bantu Atasi Stres Jangka Panjang!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×