Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi tinggi tengah menghantui perekonomian. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan inflasi menjadi momok bagi semua negara.
Jokowi meminta pemerintah daerah (pemda) baik gubernur, bupati dan walikota untuk memperhatikan selalu tingkat inflasi di daerah masing-masing.
"Untuk pemerintah daerah, gubernur, bupati dan wali kota, saya minta perhatikan dari waktu ke waktu, dari jam ke jam, pergerakan angka inflasi di daerah masing-masing. Sekali lagi, perhatikan pergerakan angka inflasi di daerah masing-masing," ujar Jokowi dalam penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2023, Kamis (1/12).
Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki tingkat inflasi cukup terkendali yakni di sekitar 5% di tengah rata-rata inflasi dunia di atas 10%. Kemudian pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2022 tumbuh 5,44%, dan di kuartal III 2022 tumbuh lebih tinggi yakni 5,72%.
Baca Juga: Jokowi Minta Tetap Waspada Meski Inflasi Terkendali
Selanjutnya, volume perdagangan Indonesia juga terus tumbuh hingga mencapai 58%. Serta Indonesia mengalami surplus perdagangan dunia selama 30 bulan terakhir berturut-turut.
"Tetapi sekali lagi perlu saya ingatkan, kita tetap harus waspada, kita tetap harus hati-hati. Semuanya harus memiliki perasaan yang sama bahwa keadaan sekarang, ini utamanya ekonomi global memang tidak berada pada posisi yang normal. Tidak sedang dalam keadaan yang baik-baik saja, tidak," kata Jokowi.
Jokowi meminta semua pihak harus memiliki sense of crisis. Dalam artian semua pihak harus siap harus terhadap segala berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi dan tanpa bisa diprediksi.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan, perekonomian nasional Indonesia saat ini dalam trend pemulihan positif. Perekonomian nasional tumbuh di atas 5% selama lima triwulan berturut-turut.
"Bahkan pada triwulan ketiga mencapai 5,72% yoy, inflasi di Indonesia juga relatif moderat dibandingkan negara-negara lain di dunia yaitu pada level 5,71% pada bulan Oktober, turun dari 5,99% pada bulan September," kata Sri Mulyani.
Adapun disisi lain dari sisi neraca perdagangan terjadi surplus selama 30 bulan berturut-turut. Kemudian Purchasing Managers Index (PMI) juga tetap menunjukkan ekspansif dalam 14 bulan terakhir.
Baca Juga: Jokowi: APBN 2023 Fokus ke Enam Kebijakan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News