kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi Minta Tetap Waspada Meski Inflasi Terkendali


Kamis, 01 Desember 2022 / 12:16 WIB
Jokowi Minta Tetap Waspada Meski Inflasi Terkendali
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo saat Pembukaan Rakornas Investasi 2022 di Jakarta, 30 November 2022.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah situasi ekonomi dunia yang sedang bergolak, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia patut bersyukur karena termasuk negara dengan ekonomi terbaik. Bahkan Dana Moneter Dunia (IMF), menurutnya menyebut Indonesia sebagai titik terang di tengah dunia yang gelap.

Pasalnya, Indonesia memiliki tingkat inflasi cukup terkendali yakni di sekitar 5% di tengah rata-rata inflasi dunia di atas 10%. Kemudian pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2022, tumbuh 5,44%, dan di kuartal ketiga tumbuh lebih baik yaitu di angka 5,72%.

Selanjutnya, volume perdagangan Indonesia juga terus tumbuh hingga mencapai 58%. Serta Indonesia mengalami surplus perdagangan dunia selama 30 bulan terakhir berturut-turut.

"Ini juga sesuatu yang harus kita syukuri. Tetapi sekali lagi perlu saya ingatkan, kita tetap harus waspada, kita tetap harus hati-hati. Semuanya harus memiliki perasaan yang sama bahwa keadaan sekarang, ini utamanya ekonomi global memang tidak berada pada posisi yang normal. Tidak sedang dalam keadaan yang baik-baik saja, tidak," kata Jokowi dalam Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi Transfer Ke Daerah Tahun Anggaran 2023, Kamis (1/12).

Baca Juga: Jaga Pertumbuhan Konsumsi Jadi Tips Jokowi untuk Capai Target Pertumbuhan Ekonomi

Oleh sebab itu, Ia meminta semua pihak harus memiliki sense of crisis. Dalam artian semua pihak harus siap harus terhadap segala berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi dan tanpa bisa diprediksi.

Ia menegaskan, saat ini tak hanya bagaimana mampu bertahan dalam kondisi global yang penuh ketidakpastian, tapi juga harus bisa memanfaatkan setiap peluang yang ada. Maka diperlukan, strategi dan rencana besar yang disiapkan harus konsisten dikerjakan di lapangan.

"Strategi besar dalam respon tantangan ekonomi global tergambar tadi yang disampaikan oleh Menteri Keuangan, untuk APBN 2023. Menempatkan APBN sebagai instrumen stabilitas untuk mengendalikan inflasi," jelasnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, perekonomian nasional Indonesia saat ini masih di dalam tren pemulihan positif. Dimana perekonomian diklaim tumbuh cukup kuat di atas 5% selama 5 triwulan berturut-turut.

Bahkan, Sri mengatakan pada triwulan ketiga pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,72% secara tahunan. Pun demikian dengan angka Inflasi di Indonesia juga relatif moderat dibandingkan negara-negara lain di dunia.

Baca Juga: BPS: Terjadi Inflasi 0,09% MoM pada November 2022

"Yaitu pada level 5,71% pada bulan Oktober, turun dari 5,99% pada bulan September. Di sisi lain dari sisi neraca perdagangan terjadi surplus selama 30 bulan berturut-turut dan indeks PMI yang tetap menunjukkan ekspansif dalam 14 bulan terakhir," kata Sri Mulyani.

Maka dengan capaian ini, Ia menjelaskan bahwa APBN terbukti bekerja luar biasa keras. Namun, adanya perkembangan kondisi global harus tetap mampu diwaspadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×