kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Istana: Di tengah pandemi Covid-19, Indonesia tak bisa bergantung pada asing


Senin, 10 Agustus 2020 / 11:36 WIB
Istana: Di tengah pandemi Covid-19, Indonesia tak bisa bergantung pada asing
ILUSTRASI. Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Firmanzah (kiri) bersama Senator asal Provinsi Sumut Darmayanti Lubis (tengah) dan Anggota DPR Komisi XI Arif Budimanta (kanan) menjadi pembicara dalam diskusi DPD RI Menyapa di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (21/6). D


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kondisi pandemi virus corona (Covid-19) membuat sejumlah negara ikut terdampa, termasuk dengan negara mitra dagang Indonesia. Hal itu membuat Indonesia harus memaksimalkan potensi domestik untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.

"Potensi ekonomi dalam negerilah yang harus dijaga untuk dapat menopang perekonomian ke depan agar dapat tumbuh positif," ujar Staf Khusus Presiden Arif Budimanta dalam keterangan resmi, Senin (10/8).

Baca Juga: Indonesia bisa lolos dari resesi tergantung pertumbuhan kuartal ketiga

Beberapa hal didorong oleh pemerintah seperti belanja pemerintah dan investasi domestik. Upaya tersebut dinilai telah menjadi fokus Presiden Joko Widodo dala Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Sejumlah program harus dipercepat realisasinya. Antara lain adalah bantuan sosial, program padat karya, bantuan pembiayaan, dan stimulus lainnya.

Upaya tersebut ditujukan agar konsumsi rumah tangga dapat terjaga tidak anjlok. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia busa selamat dari jurang resesi.

Baca Juga: 17 Agustus, pemerintah ajak masyarakat bersikap sempurna saat pengibaran bendera

"Akan dilakukan dengan cepat agar masyarakat dan pelaku usaha segera merasakan manfaatnya dan Indonesia terhindar dari ancaman resesi ekonomi," terang Arif.

Asal tahu saja setelah mengalami pertumbuhan positif pada kuartal I tahun 2020. Indonesia harus menerima pertumbuhan negatif sebesar -5,32% pada kuartal II.

Pertumbuhan pada kuartal ketiga akan digenjot untuk mencapai hasil positif sehingga tak terjadi resesi. Arif optimis hasil positif bisa dicapai Indonesia melihat sejumlah komponen ekonomi yang mulai tumbuh.

"Beberapa data kita untuk bulan Juli menunjukkan mulai adanya perbaikan-perbaikan," jelas Arif.

Baca Juga: Demi Meredam Efek Corona, Pemerintah Mencegah Peningkatan Angka Stunting

Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia dinilai telah mengalami perbaikan. PMI manufaktur Indonesia berada di angka 39,1 pada bulan Juni menjadi 46,9 pada bulan Juli dan diharapkan bulan Agustus bisa di atas 50.

Perbaikan dalam sisi pertumbuhan kredit perbankan juga menjadi bukti perbaikan ekonomi. Arif berharap momentum perbaikan tersebut dapat dimanfaatkan sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan positif pada kuartal III.

"Jika momentum perbaikan ini bisa kita jaga dan tingkatkan, maka kuartal III ini ekonomi kita bisa segera pulih," ungkapnya.

Meski begitu penerapan adaptasi kebiasaan baru menjadi penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya kegiatan ekonomi bisa berhenti bila adaptasi kebiasaan baru untuk mencegah penularan Covid-19 tak dipatuhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×