Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menggenjot pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga. Hal itu dinilai sebagai upaya agar Indonesia keluar dari resesi akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Resesi dipahami bila suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut.
"Indonesia masih bisa menghindari resesi jika pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal III ini secara tahunan dapat mencapai nilai positif," ujar Staf Khusus Presiden Arif Budimanta dalam keterangan resmi, Senin (10/8).
Baca Juga: Istana: Indonesia belum masuk resesi meski pertumbuhan ekonomi kuartal II -5,32%
Asal tahu sana pada kuartal II kemarin Indonesia mencatatkan pertumbuhan negatif. Secara tahunan atau year on year Indonesia mencatatkan pertumbuhan -5,32%.
Sementara itu pada kuartal I sebelumnya, Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 2,97%. Hasil positif tersebut diyakini dapat berlangsung pada kuartal ketiga.
"Di kuartal III kita punya peluang kembali ke level positif setelah bergeraknya lagi aktivitas perekonomian dengan protokol adaptasi kebiasaan baru," terang Arif.
Baca Juga: Begini virus corona menghukum Warren Buffett
Pertumbuhan negatif atau kontraksi ekonomi ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Arif menekankan hampir seluruh negara mengalami hal serupa bahkan dengan kontraksi yang lebih tajam.
Ia mencontohkan beberapa negara seperti Uni Eropa tumbuh -14,4%, Singapura tumbuh -12,6, Amerika Serikat tumbuh -9,5%, dan Malaysia tumbuh -8,4%. Pemerintah masih optimis kondisi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News