kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Indonesia bisa lolos dari resesi tergantung pertumbuhan kuartal ketiga


Senin, 10 Agustus 2020 / 11:08 WIB
Indonesia bisa lolos dari resesi tergantung pertumbuhan kuartal ketiga
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Untuk mengatasai dampak pandemi virus corona (COVID-19), Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2020 tentang Penataan dan Penyed


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah menggenjot pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga. Hal itu dinilai sebagai upaya agar Indonesia keluar dari resesi akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Resesi dipahami bila suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut.

"Indonesia masih bisa menghindari resesi jika pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal III ini secara tahunan dapat mencapai nilai positif," ujar Staf Khusus Presiden Arif Budimanta dalam keterangan resmi, Senin (10/8).

Baca Juga: Istana: Indonesia belum masuk resesi meski pertumbuhan ekonomi kuartal II -5,32%

Asal tahu sana pada kuartal II kemarin Indonesia mencatatkan pertumbuhan negatif. Secara tahunan atau year on year Indonesia mencatatkan pertumbuhan -5,32%.

Sementara itu pada kuartal I sebelumnya, Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 2,97%. Hasil positif tersebut diyakini dapat berlangsung pada kuartal ketiga.

"Di kuartal III kita punya peluang kembali ke level positif setelah bergeraknya lagi aktivitas perekonomian dengan protokol adaptasi kebiasaan baru," terang Arif.

Baca Juga: Begini virus corona menghukum Warren Buffett

Pertumbuhan negatif atau kontraksi ekonomi ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Arif menekankan hampir seluruh negara mengalami hal serupa bahkan dengan kontraksi yang lebih tajam.

Ia mencontohkan beberapa negara seperti Uni Eropa tumbuh -14,4%, Singapura tumbuh -12,6, Amerika Serikat tumbuh -9,5%, dan Malaysia tumbuh -8,4%. Pemerintah masih optimis kondisi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×