kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -21.000   -1,08%
  • USD/IDR 16.319   9,00   0,06%
  • IDX 7.792   185,77   2,44%
  • KOMPAS100 1.105   23,32   2,16%
  • LQ45 823   23,67   2,96%
  • ISSI 258   4,00   1,58%
  • IDX30 426   12,56   3,04%
  • IDXHIDIV20 488   14,77   3,12%
  • IDX80 123   2,78   2,31%
  • IDXV30 127   1,15   0,91%
  • IDXQ30 137   4,21   3,18%

Soal Mundurnya Dirut Agrinas Pangan, Ini Kata Celios


Selasa, 12 Agustus 2025 / 20:32 WIB
Soal Mundurnya Dirut Agrinas Pangan, Ini Kata Celios
ILUSTRASI. Direktur dan Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adinegara. Celios buka suara terkait hengkangnya Joao Angelo De Sousa Mota sebagai Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menanggapi hengkangnya Joao Angelo De Sousa Mota sebagai Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara.

Menurutnya, mundurnya Joao mencerminkan permasalahan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang terkesan sibuk mengurusi BUMN bermasalah.

“Ada beberapa permasalahan Danantara pertama soal Agrinas Pangan, Danantara terlalu sibuk soal restrukturisasi BUMN bermasalah jadi tidak melihat ke depan,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (12/8).

Bhima mengungkapkan, dari pernyataan Joao yang menyebut beberapa kali diminta mengirimkan feasibility study (FS) alias studi kelayakan untuk sebuah kegiatan namun tetap tidak berjalan juga, menunjukkan bahwa program ketahanan pangan tak menjadi fokus utama Danantara.

Baca Juga: Celios: Rp 137 Triliun Insentif Pajak Mengalir ke Konglomerat

“Artinya birokasi yang berbelit-belit ini timbul pertanyaan berarti ketahanan pangan bukan jadi fokusnya Danantara, tidak selaras dengan visinya Prabowo,” ungkapnya.

Bhima menuturkan bahwa Danantara menambah rumit birokrasi memang sudah diperkirakan sejak awal pembentukannya. Menurutnya, ini yang tidak segera diluruskan dalam pengambilan keputusan mendesak.

Selain itu, lanjut Bhima, Danantara tak menjelaskan secara gamblang proyek-proyek yang akan didanai, di mana kadang mengurusi restrukturisasi utang Garuda, kilang minyak, gasifikasi batubara dan sebagainya, ini yang membuat Danantara kehilangan fokus.

“Jadi Danantara kehilangan fokus untuk punya list program prioritas, bisa menghasilkan keuntungan, menyerap tenaga kerja. Jadi tidak ada transparansi dan kejelasan soal produk. BUMN pasti bertanya apakah program yang diajukan adalah prioritas, memenuhi kriteria seleksi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Bhima menambahkan, mundurnya Dirut Agrinas Pangan menjadi momentum penting bagi Danantara untuk memiliki transparansi dan kejelasan pemilihan kriteria proyek paling mendesak yang akan dibiayai.

“Apakah BUMN baik Himbara, BUMN karya, sektor energi itu merasakan kerumitan birokrasi yang sama dengan kondisi Agrinas? saya kira jawabannya iya, tapi nggak semua berani untuk speak up, tidak berani menyatakan pendapatnya secara terbuka,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Joao Angelo De Sousa Mota memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Agrinas Pangan, Senin (11/8/2025). Keputusan ini diambil setelah enam bulan menjabat sebagai nakhoda Agrinas.

Joao menyebut telah mengirimkan surat pengunduran dirinya ke super holding Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Senin 11 Agustus 2025.

Ia juga meminta maaf karena belum mampu memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi negara maupun kesejahteraan petani.

"Jadi, perkenankan saya menyampaikan pengunduran diri saya," ujar Joao dalam jumpa pers yang disiarkan langsung Kompas TV (11/8).

Baca Juga: Celios Temukan Insentif Pajak Dinikmati Konglomerat, Kemenkeu Janji Evaluasi

Joao juga menyebut, tidak ada dukungan stakeholder terkait cita-cita Presiden Prabowo agar Indonesia mencapai kedaulatan pangan juga menjadi sebab. Hingga saat ini, Agrinas Pangan belum memperoleh anggaran untuk melaksanakan segala program yang sudah direncanakan.

"Kami sampai hari ini tidak mendapatkan dukungan maksimal untuk bisa membuat langkah nyata. Contohnya anggaran Agrinas Pangan Nusantara masih nol hingga saat ini," jelasnya.

Joao menilai, cara kerja BPI Danantara terlalu birokratis, tidak berorientasi bisnis. Contohnya, adalah berbelitnya birokrasi di Danantara saat Agrinas Pangan menyerahkan studi kelayakan atau feasibility study (FS) untuk sebuah rencana proyek.

Ia mengaku sudah tiga kali menyerahkan, namun meski berulang kali mengajukan, Danantara belum juga menyetujui karena berbagai alasan. "Sampai hari ini dimintakan lagi FS lagi,  mungkin ketiga atau keempat kali kami serahkan itu," kata dia.

Seperti dilansir PT Yodya Karya yang kini berganti nama menjadi PT Agrinas Pangan Nusantara, Joao Angelo De Sousa Mota atau dikenal Joao Mota merupakan profesional di bidang konstruksi, pertanian, peternakan dan industri kreatif.

Joao Mota diangkat menjadi Direktur Utama berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No 32/MBU/02/2025 pada tanggal 10 Februari 2025.

Baca Juga: Celios Sudah Terima Balasan PBB soal Permintaan Audit Data BPS

Selanjutnya: Kemendag Pacu Ekspor Fashion Muslim ke Pasar Non Tradisional

Menarik Dibaca: Kampanye Gampang di Canva Dukung Profesional Desain Bagi UMKM Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×