Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia akan berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Papua. Sebelumnya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Papua dan Maluku mengalami kontraksi sebesar -7,4% year on year (YoY).
Namun, melihat pertumbuhan ekonomi Maluku yang masih positif, lebih lanjut BPS menyampaikan pertumbuhan ekonomi Papua terkontraksi hingga -15,72% YoY.
Baca Juga: Bandara Komodo bakal berstatus bandara internasional mulai Juni nanti
Hal itu disebabkan oleh ketergantungan Papua terhadap komoditas tambang Freeport. Staf khusus Presiden Arif Budimanta bilang sektor pertambangan dan penggalian turun sebesar -43,21%. "Maluku papua kontraksi karena pertambangan -43,2%," ujar Arif saat konferensi pers, Senin (10/2).
Oleh karena itu, terdapat upaya yang akan dilakukan untuk mengerek ekonomi Indonesia Timur. Salah satunya dalam memanfaatkan sumber daya alam. "Papua selain hilirisasi juga pengembangan sumber daya perikanan dan hasil hutan kayu dan non-kayu," terang Arif.
Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS): PLN hemat Rp 1,92 triliun lewat gasifikasi pembangkit
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto jiga menegaskan akan mengembangkan industri di Papua. Hal itu diharapkan dapat melepaskan Papua dari ketergantungan tambang.
Terdapat daerah yang akan disiapkan menjadi kawasan industri. Kawasan Bintuni, Papua Barat akan disiapkan menjadi kawasan industri. Nantinya kawasan Bintuni akan dijadikan produksi bagi methanol dan petrokimia.
Baca Juga: Bea Cukai Jayapura antisipasi penyebaran virus corona di perbatasan darat
Selain Bintuni, Airlangga juga mengungkapkan mengenai pembangunan infrastruktur.
Infrastruktur tersebut untuk mendukung industri yang akan dibangun di Papua. Termasuk pada pembangunan pertanian di kawasan Papua bagian selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News