Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana mengembangkan konsep High Grade Highway (HGH) pada Trans Sumatera. Konsep ini berupa jalan bebas hambatan dan jalan tol. Jalan bebas hambatan merupakan jalan yang bisa diakses secara gratis, sementara jalan tol ditetapkan biaya khusus.
HGH diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan lapangan kerja, meningkatkan akses, mengurangi biaya transportasi, dan memberi strimulus terhadap pertumbuhan sektor industri, pariwisata, lapangan kerja, dan pertumbuhan regional.
Menurut data yang diterima Kompas.com, HGH Sumatera rencananya akan terbentang sepanjang pantai Timur Sumatera dengan perkiraan 2.048 kilometer. Estimasi biaya pembebasan lahan dengan lebar minimum 60 meter adalah Rp 22,53 triliun. Sementara biaya konstruksi yang dibutuhkan adalah Rp 144 triliun dan investasi sebesar Rp 273 triliun.
HGH Sumatera juga akan didukung penghubung (feeder) sepanjang 770 kilometer, yaitu Sibolga-Tebing Tinggi, Padang-Pekanbaru dan Bengkulu-Palembang. Estimasi biaya antara lain biaya tanah Rp 5 triliun, biaya konstruksi Rp 49 triliun dan biaya investasi sebesar Rp 95 triliun.
Ruas jalan Tol Trans Sumatera dibagi atas tiga lintasan, yaitu lintas utama, lintas penghubung, dan non lintas Sumatera.
Jalur lintas utama terdiri atas 17 pembangunan dengan total 2.048 kilometer dan estimasi biaya Rp 119,376 triliun. Berikut rinciannya:
1. Bakauheni-Terbanggi Besar (150 kilometer)
2. Terbanggi Besar-Pematang Panggang (100 kilometer)
3. Pematang Panggang-Kayuagung (85 kilometer)
4. Kayuagung-Palembang-Betung (111,7 kilometer)
5. Jambi-Betung (191 kilometer)
6. Jambi-Rengat (190 kilometer)
7. Rengat-Pekanbaru (175 kilometer)
8. Pekanbaru-Dumai (135 kilometer)
9. Dumai-Rantau Prapat (175 kilometer)
10. Rantau Prapat-Kisaran (100 kilometer)
11. Kisaran-Tebing Tinggi (60 kilometer)
12. Tebing Tinggi-Medan (61,7 kilometer)
13. Medan-Binjai (15,8 kilometer)
14. Binjai-Langsa (110 kilometer)
15. Langsa-Lhokseumawe (135 kilometer)
16. Lhokseumawe-Sigli (135 kilometer)
17. Sigli-Banda Aceh (75 kilometer)
Untuk 770 kilometer jalur lintas penghubung, terbagi atas tujuh pembangunan dengan total estimasi biaya Rp 41,780 triliun. Berikut rinciannya:
1. Indralaya-Palembang (22 kilometer)
2. Indralaya-Muara Enim (110 kilometer)
3. Muara Enim-Lahat Lubuk Linggau (125 kilometer)
4. Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu (95 kilometer)
5. Pekanbaru-Bengkinang-Payakumbuh-Bukittinggi (185 kilometer)
6. Bukittinggi-Padang Panjang-Lubuk Alung-Padang (5 kilometer)
7. Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Prapat-Tarutung-Sibolga (200 kilometer)
Sementara jalur non-lintas Sumatera terbentang 25 kilometer dari Batu Ampar, Muka Kuning, hingga Bandara Nadim.
Sebanyak 24 ruas jalan Tol Trans Sumatera ini, pengusahaannya akan dilaksanakan dengan penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk tahap awal, pembangunan pada jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta. Sementara BUMN membangun empat ruas jalan tol.
“Pembangunan empat ruas Tol Trans Sumatera, antara lain Bakauheni-Terbanggi Besar, Palembang-Indralaya, Riau-Dumai, dan Medan-Binjai akan mulai dilakukan tahun 2015 ini. Pembangunan itu tidak terlepas dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang telah disetujui DPR untuk pembangunan infrastruktur sebesar Rp 290 triliun,” ujar Menteri BUMN Rini Soemarno saat konferensi pers seusai rapat pembahasan Tol Trans Sumatera di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (23/02/2015). (Arimbi Ramadhiani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News