kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Ini Pembahasan Pertemuan Para Deputi Gubernur Bank Sentral ASEAN


Jumat, 31 Maret 2023 / 09:34 WIB
Ini Pembahasan Pertemuan Para Deputi Gubernur Bank Sentral ASEAN
ILUSTRASI. Negara-negara di ASEAN tidak hanya bisa bergantung dengan kebijakan tradisional


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BADUNG. Pertemuan pertama antara para gubernur bank sentral dengan menteri keuangan ASEAN akan digelar hari ini, Jumat (31/3). 

Sebelum pertemuan tersebut digelar, para deputi bank sentral ASEAN terlebih dahulu melaksanakan pertemuan pada hari Kamis (30/3). 

Poin-poin pembicaraan para deputi bank sentral ini akan dibawa ke pertemuan para pimpinan moneter dan fiskal ASEAN di hari ini. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo pun mengungkapkan beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan level deputi. 

Baca Juga: Ini Alasan ASEAN Bisa Berdiri Kokoh di Tengah Badai

Pertama, mengenai pemulihan dan penguatan ekonomi negara-negara di kawasan ASEAN. Terlebih, di tengah situasi perekonomian yang masih penuh dengan gejolak. 

"Dalam konteks tersebut, negara-negara di ASEAN tidak hanya bisa bergantung dengan kebijakan tradisional, coba lakukan bauran kebijakan," terang Dody dalam wawancara khusus bersama KONTAN, Kamis (30/3). 

Ancaman ekonomi yang datang adalah inflasi, gejolak pasar keuangan, serta masalah perbankan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang berdampak pada volatilitas aliran modal dan nilai tukar. 

Kedua, membangun kawasan ASEAN. Pembangunan dalam hal ini merupakan kesepakatan transaksi di kawasan bagi perdagangan, investasi, dan sistem pembayaran dengan mata uang lokal. 

Ini didasarkan pada mandat untuk menjaga resiliensi ekonomi agar negara di ASEAN tidak terlalu bergantung pada mata uang utama, seperti dolar AS. 

"Agar ASEAN. tidak terlalu diekspos dengan hard currency serta kemudian pada akhirnya meningkatkan volume perdagangan," tambah Dody. 

Baca Juga: Kesenjangan Masih Tinggi, Inklusi Ekonomi Jadi Pekerjaan Rumah ASEAN

Ketiga, keinginan adanya sistem pembayaran yang lebih efektif. Tidak hanya bicara mengenai bagaimana efektivitas penggunaan QR, fast payment, tetapi juga mengenai keberadaan aset kripto dan CBDC. 

Selain itu, mereka juga membahas mengenani dampak adanya digitalisasi mata uang terhadap pengelolaan kebijakan makro dan kebijakan moneter. 

Salah satu yang menjadi perhatian adalah perbedaan karakteristik dan infrastruktur negara-negara anggota ASEAN. 

"Bisa saja ada negara yang sudah maju, ada yang belum. Ini lah yang kita coba diskusikan, dan nantinya akan kami bawa ke pertemuan gubernur bank sentral dan para menteri keuangan," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×