kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Ekonom HSBC Prediksi Belanja Pemerintah Bakal Melonjak pada Paruh Kedua 2025


Jumat, 08 Agustus 2025 / 13:55 WIB
Ekonom HSBC Prediksi Belanja Pemerintah Bakal Melonjak pada Paruh Kedua 2025
ILUSTRASI. Konsumsi pemerintah merupakan satu-satunya komponen pembentuk PDB yang mencatat penurunan pada kuartal pertama 2025. Penurunan belanja pemerintah akibat efisiensi ini dilakukan di tengah perlambatan pertumbuhan komponen lain sehingga PDB Indonesia juga hanya tumbuh 4,87% di kuartal pertama 2025.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. HSBC Global Research memperkirakan penerimaan negara Indonesia akan mulai membaik pada paruh kedua 2025, sehingga membuka ruang bagi pemerintah untuk meningkatkan belanja, termasuk stimulus fiskal tambahan.

Chief Indonesia and India Economist, HSBC Global Research, Pranjul Bhandari mengatakan, lemahnya penerimaan negara pada semester I terutama disebabkan oleh sistem pajak baru yakni Coretax yang sempat mengalami kendala.

Namun, kendala tersebut kini mulai teratasi sehingga penerimaan pajak pada semester II diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan semester I. Peningkatan ini memberi peluang bagi pemerintah untuk mendorong belanja lebih agresif.

Baca Juga: Ekonom HSBC Ungkap Sektor Informal Jadi Penyelamat Ekonomi Indonesia pada 2025

Misalnya saja dengan berbagai stimulus yang akan dilanjutkan pada semester II-2025, serta memperpanjang stimulus yang sudah diumumkan sebelumnya.

"Jadi, saya sudah melihat tanda-tanda bahwa pemerintah ingin membelanjakan lebih banyak anggaran di paruh kedua tahun ini," ujar Pranjul dalam Media Briefing yang digelar secara virtual, Jumat (8/8/2025).

Ia juga menyoroti perubahan asumsi defisit fiskal tahun ini. Anggaran 2025 awalnya mematok defisit 2,53% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), namun revisi terbaru menunjukkan angka 2,78% terhadap PDB. 

Baca Juga: HSBC: Gejolak Perdagangan Global Ancam Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Menurutnya, hal ini menunjukkan pemerintah lebih terbuka untuk meningkatkan belanja sambil tetap menjaga batas maksimal defisit 3% PDB.

"Bagi saya berarti pemerintah sedikit lebih terbuka untuk belanja sambil tetap menghormati batas atas 3%, yang secara keseluruhan menurut saya kabar baik bagi pertumbuhan ekonomi," pungkasnya. 

Baca Juga: Ekonom HSBC Ingatkan Indonesia Tak Tertinggal dari Vietnam & Malaysia dalam Tarik FDI

Selanjutnya: Dari Nol ke Jutaan Views: 5 Strategi Kreator TikTok yang Terbukti Ampuh

Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Film Tentang Olahraga yang Penuh Inspirasi dan Semangat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×