kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Ini lima fokus kebijakan pemerintah untuk genjot perekonomian Indonesia tahun 2020


Rabu, 21 Agustus 2019 / 19:28 WIB
Ini lima fokus kebijakan pemerintah untuk genjot perekonomian Indonesia tahun 2020
ILUSTRASI. RAPAT PARIPURNA DPR


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menitikberatkan pada lima hal yang menjadi fokus kebijakan dalam RAPBN 2020 dan nota keuangan sebagai upaya menggenjot perekonomian Indonesia pada tahun 2020.

"Di sinilah desain RAPBN untuk bisa menjalankan fungsinya dan menjaga ekonomi serta menjaga Indonesia dari tantangan baik dari luar maupun dalam negeri," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani pada hari Rabu (21/8).

Fokus kebijakan tersebut antara lain, pertama, ada pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pemerintah ingin mengembangkan SDM sebagai kunci pertumbuhan Indonesia baik dari sisi pendidikan, skill, mobilitas, maupun dengan menciptakan inovasi dan kreasi yang berujung pada peningkatan produktivitas.

Baca Juga: Sri Mulyani ceritakan perjalanan defisit BPJS Kesehatan di komisi XI DPR

Kedua, yaitu membangun infrastruktur. Hal yang ingin ditingkatkan pemerintah adalah dengan meningkatkan efisiensi, kompetitif, kualitas, serta ketersediaan infrastruktur yang dipercaya bisa mendukung transformasi ekonomi Indonesia.

Ketiga, adalah perlindungan sosial. Pemerintah tidak hanya ingin pertumbuhan ekonomi tumbuh tinggi pada angkanya. Pertumbuhan ini harus diiringi dengan penambahan kualitas hidup masyarakat. "Terutama kami ingin menyelesaikan masalah ketimpangan dan kemiskinan," tambah Sri Mulyani.

Keempat, adalah dengan melakukan desentralisasi fiskal dari sisi kualitas. Hal ini disebabkan oleh 1/3 dari belanja negara adalah transfer ke daerah dalam berbagai bentuk, seperti BAU, DBH, DAK, dana ekonomi khusus, dan dana desa.

Baca Juga: Ini sejumlah sektor andalan pemerintah capai target pertumbuhan ekonomi 5,3%

Semua itu dipandang pemerintah memiliki kinerja dan peran penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, oleh karena itu harus diperbaiki.

Kelima, APBN 2020 digunakan untuk mengantisipasi ketidakpastian baik dari global dan dalam negeri. Oleh karena itu, dalam RAPBN 2002, Pemerintah akan menargetkan pendapatan negara sebesar Rp 2.221,5 Triliun dan belanja negara sebesar Rp 2.528,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×