kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Ini 3 Kejanggalan Laporan BPS Soal Pertumbuhan Ekonomi RI 5,12% Menurut Ekonom


Kamis, 07 Agustus 2025 / 06:39 WIB
Ini 3 Kejanggalan Laporan BPS Soal Pertumbuhan Ekonomi RI 5,12% Menurut Ekonom
ILUSTRASI. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2025 diragukan sejumlah ekonom. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda mengaku tidak percaya dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2025. 

Berdasarkan laporan BPS, Selasa (5/8/2025), ekonomi Indonesia pada triwulan II 2025 terhadap triwulan I 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 4,04% (q-to-q). 

BPS juga melaporkan bahwa ekonomi Indonesia pada triwulan II 2025 terhadap triwulan II 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12% (y-on-y). 

“Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 penuh kejanggalan dan tanda tanya publik. Saya tidak percaya dengan data yang disampaikan mewakili kondisi ekonomi yang sebenarnya,” kata Nailul kepada Kompas.com, Rabu (6/8/2025). 

Kejanggalan di balik laporan BPS soal pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2025 

Menurut Nailul, terdapat tiga hal yang janggal di balik laporan BPS soal pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2025. Berikut daftarnya: 

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II lebih tinggi dari triwulan I 

Nailul menyampaikan, pertumbuhan ekonomi triwulan II yang lebih tinggi dibandingkan triwulan yang terdapat momen Ramadhan dan Lebaran terasa janggal. 

Hal tersebut berbeda dengan tahun sebelumnya ketika pertumbuhan ekonomi secara triwulan yang lebih tinggi bertepatan dengan momen Ramadhan dan Lebaran. 

Baca Juga: Publik dan Ekonom Mempertanyakan Data BPS yang Janggal, Begini Respons Sri Mulyani

“Triwulan I 2025 saja hanya tumbuh 4,87%. Jadi, cukup janggal ketika pertumbuhan triwulan II mencapai 5,12%,” kata Nailul. 

2. Pertumbuhan industri pengolahan 

Nailul juga menyoroti pertumbuhan industri pengolahan yang mencapai 5,68%. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2025 sebesar 4,55%. 

Menurut Nailul, pertumbuhan industri pengolahan yang lebih tinggi dari triwulan I tidak sejalan dengan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang berada di bawah 50 poin pada April-Juni 2025. 

“Artinya perusahaan tidak melakukan ekspansi (tambahan produksi) secara signifikan,” katanya. 

“Selain itu, kondisi industri manufaktur juga tengah memburuk dengan salah satu leading indikatornya adalah jumlah PHK yang meningkat 32 persen (YoY) selama periode Januari-Juni,” tambah Nailul. 

Baca Juga: Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Dinilai Janggal, Begini Respons Kepala BPS

3. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga 

Nailul menjelaskan, konsumsi rumah tangga (RT) hanya tumbuh 4,97% berdasarkan laporan BPS. Dengan sumbangan mencapai 50% dari PDB, hal tersebut tampak janggal karena pertumbuhan konsumsi RT triwulan I 2025 hanya 4,95% tapi pertumbuhan ekonomi berada di angka 4,87%. 

“Tidak ada momen yang membuat peningkatan konsumsi rumah tangga meningkat tajam,” ungkap Nailul. 

Selain itu, Indeks keyakinan konsumen (IKK) juga mengalami pelemahan sejak Maret 2025 sebesar 121,1 lalu turun menjadi 117,8 pada Juni 2025. 

“Apabila dikaitkan dengan PMTB yang meningkat 6,99% tapi PMI Manufaktur di bawah batas ekspansi,” ujar Nailul. 

Ia menambahkan, ketidaksinkronan antara data pertumbuhan ekonomi dengan leading indikator membuat dirinya secara pribadi tidak percaya dengan data yang dirilis oleh BPS. 

Tonton: BREAKING NEWS! BPS Umumkan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II-2025

Nailul mengatakan, BPS seharusnya menjadi badan yang mengedepankan informasi data yang akurat tanpa ada intervensi pemerintah. 

BPS juga harus menjelaskan secara detail metodologi yang digunakan, termasuk indeks untuk menarik angka nilai tambah bruto sektoral dan pengeluaran.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Kejanggalan Laporan BPS soal Pertumbuhan Ekonomi RI 5,12 Persen, Diragukan Ekonom"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×