kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Inflasi Pangan Dinilai Sulit Turun ke Bawah 8% pada Tahun Ini


Selasa, 02 April 2024 / 16:34 WIB
Inflasi Pangan Dinilai Sulit Turun ke Bawah 8% pada Tahun Ini
ILUSTRASI. JAKARTA,8/9-KELOMPOK VALATILE FOOD PENYUMBANG DEFLASI. Warga memilih telur ayam yang dijual di grosir pusat perbelanjaan di Jakarta, Jumat (8/9/2023). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi komponen harga bergejolak (volatile food) alias inflasi pangan kemungkinan akan sulit bergerak turun ke bawah 8% pada tahun ini.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menganalisa, setelah Lebaran inflasi pangan masih akan tinggi yakni di atas 9% hingga 10% year on year (yoy). Ia juga menyebut, inflasi pangan masih akan sulit bergerak turun ke bawah 8% pada tahun ini.

“Inflasi pangan masih belum bisa di bawah 8%. Karena variabel rupiah belum jadi pertimbangan. Sekarang cukup signifikan berpengaruh, pupuk, impor pangan bergantung ke stabilitas kurs,” tutur Bhima kepada Kontan, Selasa (2/4).

Bhima menjelaskan, inflasi pangan pada tahun ini masih sulit turun karena karena adanya pelemahan kurs rupiah yang menimbulkan tambahan biaya impor pangan. Alhasil, setelah momen Lebaran berlalu, permintaan memang kembali melandai, tapi dampak inflasinya dari sisi pasokan masih akan terus terdorong.

Baca Juga: Inflasi Pangan Diprediksi Melandai Pada Pertengahan Tahun, Naik Lagi di Akhir Tahun

Maka dari itu, Ia menghimbau agar pemerintah memastikan panen raya berhasil di daerah sentra penghasil beras. Selain itu, pemerintah juga diimbau untuk menjaga stabilitas kurs rupiah, serta memastikan subsidi pupuk tepat waktu dan alokasinya memadai.

“Jika terpaksa harus impor pangan, pemerintah harus dorong negosiasi dagang yang efektif untuk mendapatkan sumber pangan terjangkau,” tambahnya.

Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi komponen harga bergejolak (volatile food) pada Maret 2024 mencapai 10,33% yoy.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, inflasi komponen harga bergejolak atau inflasi pangan pada Maret ini merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2022 atau 20 bulan terakhir, yang tercatat sebesar 8,93%.

Baca Juga: BPS Catat Indeks Harga Perdagangan Besar Turun Jadi 0,68% Pada Maret 2024

Tekanan inflasi komponen harga bergejolak memberikan andil inflasi terbesar pada Maret 2024, dengan andil sebesar 1,46%.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah beras, daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, bawang putih dan tomat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×