kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,40   0,74   0.08%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Juni 2024 Diperkirakan Melandai, Ini Faktor Pendorongnya


Minggu, 30 Juni 2024 / 14:48 WIB
Inflasi Juni 2024 Diperkirakan Melandai, Ini Faktor Pendorongnya
ILUSTRASI. Pedagang menuang beras eceran yang dijual di salah satu kios di Pasar Minggu, Jakart, Senin (3/6/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei 2024 mencapai 2,84 persen secara tahunan (yoy) dan deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (mtm) dengan komoditas penyumbang utama inflasi bulan lalu adalah harga beras. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede meramal inflasi Juni 2024 akan sedikit melandai bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Inflasi Juni 2024 diperkirakan mencapai 2,65% year on year (yoy), turun dari bulan sebelumnya sebesar 2,84% yoy. Sementara itu, secara bulanan diperkirakan akan mencatatkan inflasi sebesar 0,06% month to month (mtm), dari bulan sebelumnya yang mencatatkan deflasi sebesar 0,03%.

Josua menyampaikan, jika dilihat berdasarkan komponennya, pendorong inflasi diperkirakan berasal dari komponen inflasi inti. Sementara kelompok harga bergejolak diperkirakan akan kembali mengalami deflasi bulanan dan kelompok harga diatur pemerintah diperkirakan akan juga akan mengalami inflasi bulanan yang terkendali.

“Inflasi harga bergejolak diperkirakan akan mencatat deflasi bulanan karena penurunan harga pada sebagian besar komoditas pangan, kecuali cabai merah dan cabai rawit, di tengah membaiknya pasokan bahan pangan setelah panen raya di bulan April dan Mei 2024,” tutur Josua kepada Kontan, Minggu (30/6).

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Prediksi Inflasi Juni 2024 Turun Menjadi 2,76%

Sementara itu, inflasi inti bulanan diproyeksikan sedikit meningkat menjadi 0,18% mtm dari bulan sebelumnya sebesar 0,17% mtm.

Inflasi inti tersebut, kata Josua, lebih disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah yang menyebabkan peningkatan inflasi impor.

Adapun pada semester  II 2024 ini, Josua mewanti-wanti adanya risiko kenaikan dari penerapan cukai pada plastik dan minuman kemasan berpemanis. Meski masih menunggu keputusan pemerintah mengenai kebijakan ini, tetapi ini tetap perlu diwaspadai.

Risiko inflasi lainnya dapat berasal dari potensi penyesuaian harga energi jika pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut.

Secara keseluruhan, kami melihat tingkat inflasi meningkat secara moderat dari 2,81% pada tahun 2023 menjadi sekitar 3,08% pada akhir tahun 2024,” ungkapnya. 

Selanjutnya: Segini Full Size Honor of Kings (HoK) Serta Spesifikasi di Android dan iOS

Menarik Dibaca: Begini Cara Kerja Ransomware

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×