CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Inflasi Bakal Terkerek 3,5% Jika Pemerintah Batasi BBM Bersubsidi


Senin, 16 September 2024 / 17:05 WIB
Inflasi Bakal Terkerek 3,5% Jika Pemerintah Batasi BBM Bersubsidi
ILUSTRASI. Kendaraan mengisi bahan bakar minyak di SPBU Pertamina, Jakarta, Minggu (1/9/2024). Pemerintah dikabarkan akan membatasi penjualan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, yakni BBM jenis Pertalite dan Biosolar mulai 1 Oktober 2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah dikabarkan akan membatasi penjualan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, yakni BBM jenis Pertalite dan Biosolar mulai 1 Oktober 2024.

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet memperkirakan, inflasi bisa berada di kisaran 2,5% hingga 3,5% secara tahunan atau year on year (yoy), apabila pembatasan BBM bersubsidi ini dilakukan.

Perkiraan tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan target pemerintah dalam asumsi dasar ekonomi makro, yakni inflasi ditargetkan sebesar 2,8% yoy.

Baca Juga: Komisi II DPR: Menurunnya Kelas Menengah Bisa Meningkatkan Kelompok Miskin

Yusuf bilang, dampak yang dirasakan terhadap inflasi hampir mirip jika pemerintah meningkatkan harga BBM bersubsidi.

“Ini mirip mengingat permintaan terhadap produk BBM akan relatif tetap sama, namun asumsinya produk tersebut akan relatif terbatas pada harga yang dinikmati sebelumnya,” tutur Yusuf kepada Kontan, Senin (16/9).

Adapun pembatasan BBM bersubsidi ini juga bisa menyebabkan kenaikan harga BBM itu sendiri, dan juga meningkatkan harga dari produk-produk yang berkaitan dengan penggunaan BBM, baik secara langsung dan tidak langsung.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Sedang Turun, Pembatasan Subsidi BBM Dinilai Kurang Tepat

Yusuf mencatat, kontribusi BBM terhadap pembentukan inflasi secara umum berada di Kisaran 1% hingga 2% terhadap total komoditas yang dihitung dari pembentukan inflasi secara keseluruhan.

Angka ini relatif besar, terutama jika dibandingkan dengan beberapa sub komoditas lain. Angka kontribusi BBM terhadap pembentukan inflasi merupakan salah satu yang terbesar setelah komoditas makanan dan minuman.

Sehingga apabila BBM ini mengalami pembatasan ataupun mengalami kenaikan harga, maka dampaknya akan cukup signifikan dalam mengerek inflasi.

Selanjutnya: Bill Gates Bongkar Rahasia Awal-awal Bangun Microsoft

Menarik Dibaca: 6 Posisi Tidur Terbaik hingga Terburuk untuk Ibu Hamil yang Direkomendasikan Ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×