kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Daya Beli Masyarakat Sedang Turun, Pembatasan Subsidi BBM Dinilai Kurang Tepat


Kamis, 12 September 2024 / 12:55 WIB
Daya Beli Masyarakat Sedang Turun, Pembatasan Subsidi BBM Dinilai Kurang Tepat
ILUSTRASI. Kendaraan roda 4 mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (29/8/2024). Menteri ESDM Bahlil Lahadalia merencanakan kriteria penggunaan BBM bersubsidi akan berlaku pada 1 Oktober 2024 ini. Pada awal bulan September, pemerintah akan menyosialisasikan, perihal kriteria kendaraan mana saja yang berhak menggunakan BBM subsidi, seperti BBM pertalite dan solar subsidi./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/08/2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah akan membatasi penjualan bahan bakar minyak (BBM) subsidi seperti Pertalite dan Biosolar mulai 1 Oktober 2024.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef)  Esther Sri Astuti menyampaikan, kebijakan pembatasan BBM bersubsidi tersebut kurang tepat dilakukan saat ini. Pasalnya daya beli masyarakat sedang mengalami perlemahan.

“Kalau kita lihat bahwa opsi pembatasan Pertalite ini kedepannya tentu tidak tepat saat ini. Karena kita lihat kondisi daya beli masyarakat sekarang relatif menurun,” tutur Esther dalam agenda Diskusi Publik - Moneter dan Fiskal Ketat, Daya Beli Melarat, Kamis (12/9).

Ia menilai, memang dengan adanya pembatasan ini akan berdampak baik pada penghematan fiskal, akan tetapi harus tetap adil, mengingat akan berdampak pada banyak aspek.

Dengan adanya pembatasan ini, dikhawatirkan masyarakat khususnya kelas menengah akan semakin menurun. Diperparah dengan kondisi penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih terbatas.

“Kita lihat lagi kenaikan inflasi, itu ternyata tidak sebanding dengan kenaikan upah. Alangkah baiknya jika kebijakan ini dipertimbangkan lagi,” ungkapnya.

Baca Juga: Penjualan Pertalite Akan Dibatasi, Ayo Daftar QR Code Di Subsiditepat.mypertamina.id

Menurutnya adanya pembatasan BBM bersubsidi ini tak melulu berdampak negatif, bila dilakukan dalam kondisi yang tepat. Hasil penelitian Indef pada 2023, menghasilkan skenario yang menunjukkan besaran angka bisa dihemat pemerintah jika pembelian pertalite dibatasi.

Pertama,  apabila semua kendaraan plat hitam dibatasi untuk membeli pertalite, maka negara bisa menghemat Rp 34,24 triliun.

Kedua, jika yang dibatasi hanya mobil saja, maka negara bisa menghemat Rp 32,14 triliun.

Ketiga, apabila hanya mobil berkapasitas tangki sebesar 60 liter yang dibatasi, maka anggaran fiskal bisa dihemat sebesar Rp 17,71 triliun.

Keempat, apabila hanya mobil dengan cc lebih dari 1400 atau dengan kata lain mobil-mobil mewah yang dibatasi, maka anggaran fiskal bisa dihemat sebesar Rp 14,81 triliun.

Selanjutnya: PLN Siapkan Listrik Hijau Untuk Industri Data Center di Tanah Air

Menarik Dibaca: Gula Darah Tinggi Harus Makan Apa? Ini 13 Makanan Penurun Gula Darah Terbaik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×