Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pradnyawati, Direktur Pengamanan Perdagangan, Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) mengatakan sebelum memperbanyak perjanjian perdagangan bebas, Indonesia mesti offensif agresif.
"Kalau dari sisi agresif, free trade bisa menguntungkan," ungkapnya usai menghadiri diskusi 'Perang Dagang dan perlindungan Pasar Domestik, Strategi Penguatan Industri dan Investasi' di Menara Kadin, Selasa (30/10).
Pradnya bilang, persiapan dalam negeri harus matang. Baik offensif maupun defensif. "Jangan sampai bukan kita yang keluar tapi mereka yang malah banyak masuk," jelasnya.
Mulai dari persiapan bahan baku, sinergi industri hulu hingga hilir, sampai kebijakan proteksi dalam free trade perlu dipersiapkan secara matang. Pradnya juga meminta perluasan persiapan hingga ke parlemen yang nantinya berhubungan dengan ratifikasi.
Pradnya memaparkan perjanjian perdagangan bebas secara bilateral telah terjadi dengan Jepang dan Pakistan, serta Asean plus one yakin Asean dengan China, Korea Selatan, Australia dan New Zealand. "Kalau yang dalam proses dengan Uni-eropa, ini kita kejar," jelas Pradnya.
Sebelumnya, Pradnya membahas pentingnya instrumen proteksi terhadap industri dalam negeri melihat kondisi global yang sedang terjadi perang dagang. Apalagi Amerika yang memberlakukan kebijakan proteksi namun abussive.
Pasalnya AS menyebabkan negara emerging market mengalami pelemahan nilai mata uang serta pertumbuhan ekonomi yang melambat. Saat ini AS konsen pada pertumbuhan ekonomi negaranya. Bureau of Economic Analysis merilis angka awal pertumbuhan ekonomi AS di kuartal III-2018 capai 3,5%, dan pengangguran turun menjadi 4,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News