Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
Lebih lanjut Alue menjelaskan, dalam pertemuan trilateral tersebut Indonesia mengemukakan gagasan dan pandangan tentang pentingnya kerja sama ini dan juga mengidentifikasi kira-kira area kerjasama apa saja yang dapat dilakukan oleh ketiga negara secara bersama-sama (trilateral) maupun secara bilateral.
Menteri Lingkungan Brasil dan Republik Demokratik Kongo juga menyampaikan pandangan serta gagasan mereka mengenai kerja sama ini. Ketiga negara mempunyai pandangan yang sama tentang pentingnya kerja sama dalam kerangka memperkuat pengaruh tiga negara pemilik hutan tropis terbesar di dunia ini dalam negosiasi iklim di COP 26 UNFCCC.
"Kemudian kita sepakati perlunya melakukan inisiatif kolaboratif melalui pembentukan kelompok-kelompok kerja atau Working Groups yang solid berdasarkan kesamaan kepentingan dan prinsip saling mengisi kebutuhan atau filling the gap," terang Wamen Alue Dohong.
Baca Juga: Indonesia-Malaysia jalin kerjasama di bidang kepabeanan
Diharapkan melalui kerja sama ini semakin memperkuat posisi 3 negara di arena negosiasi pengendalian iklim global seperti di COP 26 UNFCCC, sehingga dapat bersama-sama memperjuangkan solusi yang paling efektif dan tepat.
Termasuk upaya-upaya untuk mendorong peningkatan pendanaan yang berbasis hasil atau Result-based Payment untuk pengurangan emisi dari pengurangan deforestasi dan degradasi hutan plus (REDD+). Serta mekanisme pembayaran atas jasa ekosistem atau Payment for Ecosystem Services (PES).
Selanjutnya: KPPIP: Tol Cisumdawu siap beroperasi sebagian di akhir tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News