kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.450   -109,00   -0,66%
  • IDX 7.062   22,00   0,31%
  • KOMPAS100 1.025   4,32   0,42%
  • LQ45 798   1,81   0,23%
  • ISSI 222   1,06   0,48%
  • IDX30 416   1,04   0,25%
  • IDXHIDIV20 494   2,95   0,60%
  • IDX80 115   0,40   0,35%
  • IDXV30 118   1,30   1,11%
  • IDXQ30 136   0,30   0,22%

Impor ikan bakal makin sedikit


Jumat, 04 September 2015 / 21:45 WIB
Impor ikan bakal makin sedikit


Sumber: Surya Online | Editor: Adi Wikanto

Surabaya. Impor hasil kelautan ditargetkan menurun. Tahun lalu, impor hasil laut hanya 10% dari total ekspor atau turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 18%.

Menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir 2015 penurunan diharapkan bisa lebih drastis.

Saut Hutagalung, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI mengatakan, ekspor perikanan 2014 senilai US$ 4,64 miliar, sementara impornya US$ 418 juta. Pemerintah, kata dia, telah menyiapkan berberapa skenario agar impor bisa terkendali.

"Salah satunya, pengetatan kadar air ikan patin menjadi 20%. Cara itu berhasil menghambat masuknya patin dari vietnam yang notabenenya secara kualitas lebih baik dan harga lebih murah, tapi berpotensi mempengaruhi produksi dalam negeri," katanya di sela Pameran Industri Bahari Expo di Surabaya, Jumat (4/9/2015).

Sekadar informasi, ikan patin asal vietnam berkadar air antara 35% sampai 37%.

Ia melanjutkan, hampir semua negara di ASEAN menerapkan strategi berbeda-beda buat menahan impor produksi perikanan. Beberapa negara, kata dia, mengandalkan kecanggihan teknolgi untuk menyaring produk perikanan dari luar.

Namun, Tanah Air belum bisa memanfaatkan hal serupa karena alat yang dipakai rata-rata berusia tua dan kurang maksimal.

"Intinya, kita berusah mengurangi agar bisa mandiri dalam pangan. Jika tidak dikendalikan, produk luar negeri bisa menjamur karena kualitas lebih menjamin dan harga lebih murah," lanjutnya.

Di sisi lain, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi perikanan juga harus ditumbuhkan. Tujuannya biar ketimpangan pangan dari sektor kelautan tak goyah.

Di Jatim, Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, ekspor ikan dan udang meningkat 13,7 persen selama Januari sampai Juli 2015 dibanding periode yang sama tahun lalu. Nilainya mencapai 587,3 juta dolar AS. (Sri Handi Lestari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×