kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.446   -113,00   -0,68%
  • IDX 7.062   22,00   0,31%
  • KOMPAS100 1.025   4,32   0,42%
  • LQ45 798   1,81   0,23%
  • ISSI 222   1,06   0,48%
  • IDX30 416   1,04   0,25%
  • IDXHIDIV20 494   2,95   0,60%
  • IDX80 115   0,40   0,35%
  • IDXV30 118   1,30   1,11%
  • IDXQ30 136   0,30   0,22%

Ekonomi Indonesia Lesu, Defisit APBN 2025 Diramal Lampaui Batas Aman


Jumat, 16 Mei 2025 / 07:42 WIB
Ekonomi Indonesia Lesu, Defisit APBN 2025 Diramal Lampaui Batas Aman
ILUSTRASI.  (KONTAN/Carolus Agus Waluyo). Defisit APBN 2025 diperkirakan akan melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 diperkirakan akan melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Kondisi ini disebabkan oleh lemahnya pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak yang tidak menunjukkan perbaikan signifikan, sehingga menimbulkan kekhawatiran serius bagi stabilitas fiskal Indonesia ke depan.

Sejumlah indikator ekonomi turut mengindikasikan perlambatan yang berkelanjutan hingga kuartal I-2025 ini. Aktivitas ekonomi yang melambat ini memengaruhi konsumsi dan investasi, yang selama ini menjadi sumber penerimaan negara.

Ditambah lagi, Komisi XI mengungkapkan bahwa penerimaan pajak hingga April 2025 baru mencapai Rp 451,1 triliun atau terkontraksi sebesar 27,73% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Indonesia Tak Tergoda Solusi Instan, Fokus Jaga Defisit dan Reformasi Fiskal

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan bahwa jika data penerimaan pajak hingga April yang disampaikan DPR adalah benar, kondisi fiskal Indonesia sudah mengkhawatirkan.

"Jika ini terjadi, fiskal kita sudah lampu kuning menjelang merah," ujar Wija kepada Kontan.co.id, Kamis (15/5).

Ia mengingatkan, jika penerimaan masih seret namun tanpa penghematan pengeluaran yang masif, maka defisit APBN 2025 berpotensi melewati batas maksimal 3% PDB.

Kondisi ini akan semakin memberatkan fiskal di tahun depan mengingat sebagian besar penerimaan pajak Indonesia ditopang oleh pajak penghasilan (PPh Badan) dan PPh perorangan yang berpengaruh terhadap pelemahan ekonomi.

"Tahun 2026 tidak akan jauh berbeda, karena ekonomi 2025 masih berat. Sementara sebagian besar penerimaan pajak dari PPh Badan dan PPh perorangan," katanya.

Sementara itu, Permata Institute for Economic Research (PIER) memperkirakan defisit APBN 2025 ini akan melebar menjadi 2,75% PDB.

Head of Macroeconomics & Market Research Permata Bank Faisal Rachman menjelaskan, proyeksi defisit yang melebar tersebut disebabkan oleh penerimaan dan belanja yang akan menurun jika dibandingkan tahun 2024.

Meskipun penerimaan negara diperkirakan turun, belanja negara tidak akan mengalami penurunan yang signifikan. 

Langkah tersebut diambil pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi. Namun, kebijakan tersebut berimbas pada melebarnya defisit fiskal pada tahun ini.

"Jadinya memang proyeksi kami defisit fiskal akan melebar pada 2025," kata Faisal.

Terkait dampaknya pelebaran defisit terhadap kondisi fiskal pada tahun 2026, Faisal menyebut akan bergantung pada seberapa berhasil proses reformasi struktural ekonomi dan program pemerintah seperti Danantara.

"Jika berhasil dalam mendorong pertumbuhan, menciptakan lapangan pekerjaan, dan Danantara bisa menghasilkan flow penerimaan negara bukan pajak (PNBP) baru untuk pemerintah, maka kondisi APBN 2026 bisa membaik," imbuhnya. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta masyarakat maupun pasar tidak panik dalam melihat angka defisit anggaran hingga Maret 2025.

Sri Mulyani mengatakan, defisit APBN 2025 hingga Maret 2025 mencapai Rp 104,2 triliun atau 0,43% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, Menkeu menilai hal tersebut masih positif dan masih sesuai dengan target dalam APBN 2025. Adapun target kesimbangan primer sebesar Rp 63,3 triliun dan defisit sebesar Rp 616,2 triliun.

"Nanti kalau melihat defisit jangan panik karena memang desainnya adalah defisit primary balance Rp 63,3 triliun dan defisit total postur Rp 616 triliun," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (30/4)

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara berjanji bahwa pihaknya akan tetap menjaga defisit APBN di bawah 3%.

"Kami berkomitmen untuk menjaga kredibilitas anggaran, menjaga defisit anggaran di bawah 3%, dan memastikan efisiensi anggaran yang telah dimulai di awal 2025 dapat mendukung program pemerintah," kata Suahasil.

Baca Juga: Realisasi Defisit APBN Capai Rp 23,45 Triliun Per Akhir Januari 2025

Selanjutnya: Investor Asing Borong Saham Blue Chip Bank Ini, Investor Lokal Pilih Beli / Jual?

Menarik Dibaca: Tips Jaga Privasi di Era Digital dari AdaKami

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×