Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mendorong pemerintah untuk kembali memberikan ragam insentif seperti saat pandemi Covid-19 untuk menggerakkan permintaan dalam negeri.
Insentif tersebut salah satunya insentif yang bisa diberikan seperti perluasan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk properti, dan juga insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil konvensional. Kedua insentif tersebut dinilai memiliki multiplier efek yang besar terhadap perekonomian.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, saat ini belum ada urgensi untuk kembali menerapkan kebijakan insentif tersebut.
“Sekarang kan kita belum melihat urgensi untuk itu. Domestik ekonomi masih kuat,” tutur Airlangga kepada awak media, Jumat (16/5).
Ia membeberkan, indikator perekonomian dalam negeri masih kuat di antaranya, kinerja ekspor yang masih baik, pertumbuhan ekonomi masih kuat di level 4,98% pada kuartal I 2025 dan masih aman bila dibandingkan negara lain.
Baca Juga: Proyek Hilirisasi Batubara Lambat, Kementerian ESDM Akan Tebar Insentif
Kemudian, kondisi inflasi domestik masih rendah, dan konsumsi rumah tangga masih tumbuh di level 4,87% pada kuartal I 2025.
“Dari segi kredit yang disalurkan juga naik, kemarin rapat terkait dengan ekonomi syariah juga terjadi peningkatan, dan perdagangan Indonesia-Australia naik lebih dari 100%,” jelasnya.
Lebih lanjut, Airlangga menyebut untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan fokus mengkombinasikan mengembangkan sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Ia membeberkan, pada September 2025 mendatang Presiden Prabowo akan menyambut kunjungan dari Duta Besar Inggris. Keduanya akan membahas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi baru ke depan, serta kerja sama kedua negara tersebut.
“Kita sedang mengembangkan critical mineral, dan inovasi menjadi kunci. Nah ini mungkin kerja sama dengan Inggris kita bisa tingkatkan, kemudian kita juga bisa belajar apa yang dicapai antara Inggris dan Amerika,” ungkapnya.
Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan ekonomi digital, data center, AI. Untuk mengembangkan tujuan tersebut lanjutnya, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Selanjutnya: Transaksi Gadai Budi Gadai Tumbuh 18,7% per April 2025
Menarik Dibaca: WRI: Emisi Fosil Pangkas Durasi Jam Kerja hingga 20%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News