kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Menjadi 5,4%


Rabu, 23 Maret 2022 / 10:36 WIB
IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Menjadi 5,4%


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 menjadi 5,4%, turun dari 5,6% sebelumnya dalam sebuah pernyataan Rabu (23/3) dilansir dari Reuters.

Sementara, IMF tetap mempertahankan perkiraan pertumbuhan Indonesia 2023 pada 6% dalam apa yang disebut penilaian Pasal IV dan menggambarkan ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu sebagai "pemulihan dengan langkah cepat" dari dampak pandemi Covid-19.

Organisasi yang berbasis di Washington telah memberikan proyeksi pertumbuhan 5,6% pada 2022 dalam laporan stafnya untuk Pasal IV pada 26 Januari. Pernyataan hari Rabu adalah versi penilaian yang telah disetujui oleh dewan IMF.

Sayangnya, IMF tidak menjelaskan penurunan peringkat tersebut, tetapi mengulangi bahwa pertumbuhan Indonesia didukung oleh harga komoditas global yang menguntungkan, pelonggaran pembatasan Covid-19 dan peningkatan mobilitas di tengah upaya vaksinasi dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan. Tercatat bahwa risiko tetap miring ke bawah.

Baca Juga: Bos BI Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5,5% Tahun Ini

Asal tahu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 3,7% pada tahun 2021.

IMF memuji respons kebijakan pandemi Indonesia dan rencana untuk mengembalikan pagu defisit fiskal sebesar 3% dari produk domestik bruto pada 2023, tetapi mendesak bank sentral untuk mengakhiri pembelian obligasi di pasar primer - sesuatu yang telah dilakukan Bank Indonesia (BI) sejak 2020 untuk membantu membatasi biaya bunga pemerintah atas utang.

BI dalam pernyataannya menanggapi penilaian tersebut, mengatakan rekomendasi dan proyeksi ekonomi IMF itu sejalan dengan arah kebijakan BI dan penilaiannya sendiri terhadap pemulihan ekonomi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×