kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IMF Menilai Ekonomi Indonesia Tangguh dan Utang Masih Terkendali


Jumat, 30 Agustus 2024 / 16:11 WIB
IMF Menilai Ekonomi Indonesia Tangguh dan Utang Masih Terkendali
ILUSTRASI. IMF menilai perekonomian dan sektor keuangan Indonesia dalam kondisi yang tangguh dan resilien.REUTERS/Yuri Gripas/File Photo


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter International (IMF) telah menyelesaikan Financial Sector Assessment Program (FSAP) terhadap Indonesia.

Hasil asesmen tersebut menunjukkan bahwa perekonomian dan sektor keuangan Indonesia dalam kondisi yang tangguh dan resilien.

Dalam laporannya, IMF menyebut utang pemerintah masih rendah, yang mencerminkan bahwa komitmen untuk menjaga penyangga fiskal yang kuat. 

Sementara basis investor untuk utang pemerintah telah bergeser ke sektor domestik.

Baca Juga: Hasil Asesmen IMF: Pasar Keuangan RI Sehat dan Resilien Hadapi Gejolak Eksternal

Pada tahun 2023, Indonesia membukukan surplus anggaran primer pertamanya dalam lebih dari satu dekade. 

Kemudian, risiko keberlanjutan utang juga terkendali dengan baik, di mana rasio utang pemerintah tercatat 39,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2023, atau lebih rendah dibandingkan negara-negara lain.

Porsi kepemilikan utang pemerintah oleh non residen juga turun tajam dari sekitar 38,6% pada akhir 2019 menjadi sekitar 14,4% pada akhir 2022 dan tetap berada pada tingkat yang rendah sejak saat itu.

"Hal ini telah mengurangi risiko roll-over namun juga memperketat hubungan antara bank pemerintah dan bank umum," tulis IMF dalam laporannya.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, IMF memandang bahwa Indonesia memiliki perekonomian yang kuat. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mencapai 5,0% dan akan mencapai 5,1% pada tahun 2024 dan dalam jangka menengah.

Tidak hanya itu, IMF menilai bahwa di tengah kondisi lingkungan eksternal yang menantang, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah telah menurunkan inflasi sambil mempertahankan pertumbuhan kredit untuk mendukung perekonomian.

Di sisi yang lain, utang rumah tangga terhadap PDB tetap rendah meskipun telah pulih dari penurunan di era pandemi, dan tingkat pengangguran telah menurun.

"Namun, dengan pertumbuhan pendapatan yang lemah dan peningkatan informalitas pasca pandemi yang terus berlanjut, guncangan yang parah yang menyebabkan peningkatan pengangguran dapat merusak kapasitas rumah tangga untuk membayar utang," katanya.

Baca Juga: Rasio Utang Pemerintah Turun 38,68% pada Juli 2024

Pemerintah Indonesia secara bertahap juga mengejar agenda de-karbonisasi yang ambisius yang membutuhkan manajemen risiko transisi yang cermat.

IMF menyebut, selama fase transisi energi, batubara diperkirakan akan tetap menjadi sumber energi yang penting, termasuk dengan adanya ekspansi lebih lanjut dalam pembangkitan off-grid untuk memenuhi kebutuhan operasi hilirisasi di lokasi-lokasi terpencil.

"Eksposur sektor perbankan terhadap investasi semacam itu dapat menimbulkan risiko transisi," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×