kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hore, ventilator made in Indonesia bisa dipakai rumah sakit mulai pertengahan Mei


Minggu, 03 Mei 2020 / 19:09 WIB
Hore, ventilator made in Indonesia bisa dipakai rumah sakit mulai pertengahan Mei
ILUSTRASI. Karyawan menunjukkan penggunaan Pindad Ventilator Resusitator Manual (VRM) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Pindad VRM yang dirancang dan dikembangkan bersama tim ahli medis dari RSU Pindad ini merupakan alat bantu pernapasan bagi pasien COVID-1


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - Beberapa perusahaan di dalam negeri mengklaim mampu memproduksi alat bantu pernafasan alias ventilator. 

Produksi ventilator di dalam negeri ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor ventilator yang saat ini sangat dibutuhkan untuk menangani pasien terinfeksi virus corona Covid-19.

Beberapa perusahaan yang mengklaim telah mampu memproduksi ventilator diantaranya adalah BUMN produsen senjata yakni PT Pindad, dan BUMN produsen pesawat PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Baca Juga: Hore, Pindad sudah bisa bikin ventilator buat pasien corona, kerjasama dengan UI

Kedua BUMN ini mengklaim telah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi untuk memproduksi beberapa sepesifikasi ventilator. Misalnya, Pindad mengklaim sudah bisa produksi tiga tipe ventilator, yang satu diantaranya hasil kreasi desain sendiri, dan dua yang lain bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Universitas Indonesia.

Sementara PT Dirgantara Indonesia PTDI menjalin kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk membuat ventilator.

Baca Juga: Ventilator lokal made in PT Pindad siap bantu pasien corona, berapa harga jualnya?

Namun, produk ventilator lokal itu belum bisa diproduksi massal dan didistribusikan ke rumahsakit-rumah sakit lantaran perlu mendapatkan sertifikasi kelayakan secara medis.

Menurut Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P. S. Brodjonegoro, ventilator khusus karya anak bangsa saat ini sebagian masih melakukan uji ketahanan sebagai uji coba tahap akhir sebelum dapat digunakan untuk penanganan kepada pasien virus corona Covid-19.

Baca Juga: UI siap memproduksi ventilator lokal COVENT-20

"(Saat ini) di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kemenkes, sebagian masih melakukan uji endurance,” kata Bambang di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (3/5).

Nantinya setelah melalui uji ketahanan, ventilator tersebut selanjutnya akan diuji secara klinis dan diperkirakan akan memakan waktu selama sepekan.

"Sehingga diharapkan pertengahan Mei 2020 kita sudah bisa melihat ventilator produksi Indonesia yang diproduksi oleh mitra industri," katanya.

Baca Juga: Gubernur DKI Anies Baswedan peringatkan warga nekat mudik akan susah balik ke Jakarta

Untuk memproduksi ventilator tersebut, Kemenristek, katanya, bekerja sama dengan beberapa konsorsium BUMN dan juga pihak swasta.

Empat prototipe ventilator yang saat ini sudah melalui proses pengujian BPFK dan sedang diuji secara klinis adalah prototype yang berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta dari salah satu perusahaan swasta PT. Dharma.

Baca Juga: Update virus corona Jakarta terus turun, positif 4355, meninggal 400 orang

Menristek berharap produksi ventilator tersebut ke depan dapat memenuhi kebutuhan dalam perang melawan virus corona Covid-19, yang menurut diskusinya dengan Kemenkes dibutuhkan sekitar 1.000 ventilator jenis continuous positive airway pressure (CPAP) dan sekitar 668 ventilator jenis Ambu Bag.

"Nah, yang jenis Ambu Bag yang dibuat BPPT misalkan, itu bisa juga dipakai untuk ruang instalasi gawat darurat (IGD) atau ruang emergency. Jadi sangat membantu pasien yang kebetulan sedang berada dalam kondisi emergency," katanya.

Baca Juga: Alhamdulillah, dalam tiga pekan PSBB tren kasus baru corona DKI Jakarta terus menurun

Sementara itu, sebagian dari ventilator lainnya, kata dia, dapat digunakan untuk pasien yang berada di ruang operasi, sehingga penanganan pasien Covid-19 diharapkan dapat semakin optimal.

"Ke depan kita akan mengembangkan juga ventilator yang nantinya bisa dipakai di intensive care unit (ICU) yang tentunya butuh waktu beberapa bulak untuk kami mengembangkan sehingga insya Allah satu saat kita akan bisa memproduksi ventilator untuk ICU yang dibuat di Indonesia," pungkas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×