Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi menurunkan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) dari 7% menjadi 6% pada 2020. Tak hanya itu, plafon penyaluran KUR juga naik signifikan 36% dari Rp 140 triliun menjadi Rp 190 triliun tahun 2020.
Kendati target penyaluran KUR mengalami kenaikan, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyatakan, plafon KUR sektor produksi masih tetap 60% dari total penyaluran.
Baca Juga: Jamkrindo yakin bisnis tahun depan bisa naik double digit, ini alasannya
Iskandar menuturkan, memang pernah ada wacana untuk menaikkan plafon bagi sektor produksi, tetapi dengan adanya kondisi perekonomian global yang melambat, dikhawatirkan penyaluran KUR ke sektor produksi tidak bisa mengalir dengan lancar.
Selain itu, ini juga disebabkan keinginan pemerintah pusat mempertahankan konsumsi, sehingga banyak KUR yang masuk ke sektor perdagangan. Apalagi dengan kondisi perdagangan e-commerce sedang naik daun.
"Maka dari itu, untuk mengakomodir agar pertumbuhan tidak turun, kita kendorkan sedikit. Jadi jangan terlalu memaksakan sektor produksi," kata Iskandar pada Selasa (26/11) di Jakarta.
Baca Juga: Jelang akhir tahun, bisnis Jamkrindo tumbuh 19%
Meski begitu, Iskandar mengaku bahwa pada bulan-bulan terakhir pada tahun ini, penyaluran KUR kepada sektor produksi masih tetap menunjukkan peningkatan.
Seperti contohnya, pada bulan September 2019 penyaluran KUR sektor produksi mencapai 50,2%, sementara pada bulan Oktober 2019 naik menjadi 52%.
Baca Juga: Ingin punya kepastian hukum garap bisnis penjaminan, AAUI ajukan yudicial review
Hanya, ia khawatir pada tahun 2019 ini target penyaluran KUR sektor produksi belum bisa mencapai target pada angka 60%.
"Tahun ini agak berat. Sepertinya belum bisa mencapai target yang 60%. Namun, di kisaran 52% - 54% masih tetap bisa," tambah Iskandar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News