kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Hendar: Akses jasa keuangan Indonesia masih rendah


Senin, 01 Juli 2013 / 11:50 WIB
Hendar: Akses jasa keuangan Indonesia masih rendah
ILUSTRASI. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/08/2021.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Komisi XI DPR menggelar fit and propert test terhadap 3 kandidat Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI). Dalam kesempatan pertama, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Hendar, menjelaskan ada 4 tantangan utama sektor keuangan yang harus diatasi oleh BI ke depan.

Dalam fit and proper test yang berlangsung di Gedung DPR, Senin, (1/7), Hendar menjelaskan bahwa sektor keuangan berperan sebagai katalisator dalam pertumbuhan nasional.Khususnya, dalam peningkatan kapasitas perekonomian.

"Meningkatnya peran sektor keuangan dapat mengurangi ketergantungan pada pembiayaan luar negeri sekaligus membangun ekonomi yang mandiri serta memiliki daya tahan terhadap krisis global," kata Hendar.

Hendar kemudian menjelaskan, ada 4 tantangan utama yang harus dihadapi sektor keuangan. Antara lain, pertama menjamin stabilitas sektor keuangan untuk menjamin resiliensi (ketahanan) perekonomian.

Kedua, bagaimana mengoptimalkan fungsi intermediasi sektor keuangan melalui perluasan akses jasa keuangan dan pendalam pasar keuangan. Ketiga, bagaimana meningkatkan efisiensi sektor keuangan dalam rangka memperkuat daya saing perekonomian.

Keempat, bagaimana kesiapan organisasi dan sumber daya BI menuju perannya yang baru pasca pengalihan fungsi pengaturan dan pengawasn bank kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Sekaligus BI harus dapat mendukung OJK agar bisa menjalankan fungsinya yang optimal," imbuh Hendar.

Oleh sebab itu, Hendar mengingatkan, pentingnya memberi perhatian terhadap perilaku sektor keuangan yang prosiklikal terhadap siklus perekonomian.

Perilaku ini, menurut Hendar adalah perilaku yang terlalu optimistis pada masa ekspansi, sehingga terus mengucurkan kredit dengan mengabaikan berbagai risiko. Sebaliknya dalam masa resesi, terlalu bersifat pesimistis. "Indonesia termasuk negara dengan prosiklikal tertinggi sebagaimana tecermin dalam krisis ekonomi 1997-1998," ungkap Hendar.

Hendar juga mengakui akses jasa keuangan di Indonesia juga masih rendah. Ditinjau dari akses daerah, persebaran jaringan kantor cabang bank masih terkonsentrasi di daerah padat penduduk seperti Pulau Jawa. "Ditinjau dari akses jasa keuangan, survey World Bank tahun 2010 menyebut baru 52 populasi penduduk yang terjangkau jasa keuangan formal," beber dia.

Sebagaimana diketahui, Komisi XI DPR hari ini menggelar fit and proper test untuk menyeleksi Calon Deputi Gubernur BI. Ketiga kandidat yang diseleksi adalah Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Hendar, Asisten Gubernur BI Mulya Siregar, Direktur Eksekutif Pengelolaan Devisa BI Tresna W Suparyono.

Pemilihan ini dilakukan untuk mengisi kekosongan Deputi Gubernur BI yang ditinggal Muliaman D Hadad. Muliaman sendiri kini menjabat sebagai Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Muliaman dilantik menjadi Ketua OJK oleh Mahkamah Agung pada 20 Juli 2012 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 67/P Tahun 2012 tertanggal 18 Juli 2012 tentang pengangkatan dalam keanggotaan Dewan Komisioner OJK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×