Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Penipuan berkedok investasi semakin marak terjadi, terutama dengan embel-embel investasi internasional yang menjanjikan keuntungan besar.
Masyarakat perlu waspada terhadap modus-modus licik yang digunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menjerat korban.
Modus penipuan ini kerap bermula dari iklan di media sosial yang terlihat meyakinkan, bahkan melibatkan tokoh-tokoh terkenal untuk menarik perhatian.
Setelah berhasil memikat korban, pelaku akan membangun kepercayaan secara perlahan hingga korban tergoda untuk menginvestasikan uangnya.
Sayangnya, uang yang sudah disetorkan kerap kali tidak bisa ditarik kembali, membuat korban mengalami kerugian besar.
Dikutip dari akun Instagram Layanan Konsumen dan Pengaduan OJK @kontak157, berikut beberapa modus yang sering digunakan oleh pelaku penipuan berkedok investasi internasional:
1. Dipancing melalui iklan & tokoh palsu
Pelaku biasanya memasang iklan dengan penawaran edukasi saham atau peluang investasi dengan keuntungan tinggi di media sosial.
Iklan ini sering kali mencatut nama atau foto tokoh terkenal untuk meyakinkan calon korban bahwa mereka berinvestasi dengan bimbingan seorang ahli.
Padahal, tokoh yang disebutkan tidak memiliki keterlibatan dalam skema tersebut.
Baca Juga: Ini Modus Penipuan yang Marak Jelang Lebaran Menurut BNI, Waspada
2. Dimasukkan ke dalam grup & diberikan aplikasi bodong
Setelah tertarik dengan iklan, korban diajak bergabung dalam grup WhatsApp atau Telegram. Di dalam grup ini, korban diberi tautan untuk mengunduh aplikasi berformat .APK yang diklaim sebagai platform trading resmi.
Aplikasi ini biasanya dirancang menyerupai aplikasi investasi asli, padahal hanya alat untuk mengelabui korban agar menyetorkan dana.
3. Membangun kepercayaan dengan engagement
Pelaku sering kali menggunakan strategi membangun kepercayaan melalui interaksi di media sosial. Mereka meminta korban untuk memberikan "likes" dan "share" pada konten yang mereka buat atau bahkan menawarkan bonus pulsa sebagai bentuk partisipasi. Semua ini bertujuan agar korban merasa nyaman dan semakin percaya pada investasi tersebut.
Baca Juga: AdaKami Temukan Sejumlah Akun Palsu Mengatasnamakan Perusahaan untuk Aksi Penipuan