CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.396.000   10.000   0,72%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Hati-Hati! Ada Tantangan Berat Perekonomian Global Dalam 2 Tahun ke Depan


Jumat, 20 Oktober 2023 / 08:45 WIB
Hati-Hati! Ada Tantangan Berat Perekonomian Global Dalam 2 Tahun ke Depan
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan sambutan saat membuka ASEAN Fest 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (22/8/2023). ASEAN Fest 2023 yang digelar pada 22-25 Agustus 2023 itu diisi dengan seminar keuangan, pameran UMKM serta kampung ASEAN yang menjadi perhelatan pendukung pada pertemuan ke-2 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara ASEAN (AFMGM). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mewanti-wanti kalau dua tahun ke depan, atau pada 2024 dan 2025, ada potensi perlambatan ekonomi global. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, potensi perlambatan ekonomi global seiring dengan divergensi sumber pertumbuhan ekonomi antarnegara yang makin lebar. 

"Jadi tahun 2024 diliputi ketidakpastian, ekonomi global cenderung melambat. Memang mulai mengerucut di 2025, tetapi baru stabilisasi di 2026," terang Perry dalam konferensi pers, Kamis (19/10). 

Baca Juga: Ekonom: Transmisi Kenaikan Suku Bunga BI ke Suku Bunga Perbankan Terbatas

Sebenarnya kondisi ini juga sudah tercermin dari tahun berjalan 2023. 

Dengan melihat kondisi terkini, Perry mengambil contoh negara Amerika Serikat (AS) yang mulai menunjukkan denyut perekonomian. Walaupun pada tahun 2024 berpotensi kembali melambat. 

Sebaliknya negara China, menunjukkan perlambatan ekonomi pada tahun 2023 dan bahkan menunjukkan potensi perlambatan lebih lanjut pada tahun depan. 

Nah untuk menangulangi potensi perlambatan perekonomian lebih lanjut, Perry berpesan seluruh dunia harus berupaya mendorong permintaan domestik agar pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. 

Baca Juga: Devisa Hasil Ekspor (DHE) Masih Belum Mampu Perkuat Otot Rupiah, Ini Kata Ekonom

Perry memandang perlunya respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif rambatan global tersebut, termasuk dari Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×