Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di balik sepiring makanan sederhana, tersimpan potensi besar bagi daerah. Pemerintah kini tengah mendorong agar kekayaan pangan lokal yang selama ini tersembunyi di dapur-dapur rumah, bisa hadir di meja makan sekolah lewat program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Bukan hanya soal gizi, MBG kini diarahkan untuk jadi panggung bagi sumber daya pangan lokal agar naik kelas. Dari ladang ke dapur sekolah, dari tradisi ke strategi nasional.
“Potensi pangan kita luar biasa besar. Tapi kita masih terbiasa makan yang itu-itu saja,” kata Rinna Syawal, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional, kepada wartawan dalam Temu Ilmiah Nasional PERSAGI 2025, Sabtu (12/7).
Baca Juga: BGN Ungkap Butuh Anggaran Rp 335 Triliun Buat Jalankan Program MBG Tahun Depan
Menurut Rinna, Indonesia menyimpan lebih dari 77 jenis karbohidrat, 75 jenis protein hewani, ratusan buah, sayur, kacang-kacangan, dan rempah. Namun kekayaan itu belum banyak dimanfaatkan sebagai bagian dari sistem pangan yang terintegrasi.
Program MBG menjadi jembatan untuk itu. Menu makan siang anak-anak sekolah bisa menjadi medium mengenalkan pangan khas daerah masing-masing, yang tidak hanya bergizi, tapi juga mencerminkan identitas.
“Isi piring anak di Papua tidak sama dengan yang di Jawa. Karena sumber pangannya beda, budayanya beda. Dari situ kita bisa mulai membangun kemandirian,” ujar Rinna.
Baca Juga: Pemerintah Perluas Cakupan Penerima MBG, Emiten-Emiten Ini Diprediksi Bakal Untung
Manfaatnya berlapis. Selain lebih segar dan terjangkau karena diproduksi lokal, pangan daerah juga bisa memperkuat ekonomi komunitas.
“Rantai distribusinya pendek, jejak karbonnya kecil, dan kita bisa bantu gerakkan roda ekonomi desa,” ucapnya.
Pemerintah sendiri sudah menerbitkan Perpres 81/2024 tentang percepatan diversifikasi pangan lokal. Namun implementasi ideal, kata Rinna, perlu waktu dan kesabaran. Untuk saat ini, pembekalan terus diberikan, terutama kepada para Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang akan menjadi ujung tombak dapur MBG di lapangan.
“Kalau bisa, anak-anak sekolah itu makan yang tumbuh di tanah mereka sendiri. Karena dari sanalah kita belajar: bahwa pangan bukan cuma soal kenyang, tapi juga kedaulatan,” tuturnya.
Selanjutnya: Ada Gugatan PKPU, Kebab Baba Rafi Bantah Terafiliasi dengan Sari Kreasi Boga (RAFI)
Menarik Dibaca: Bagus untuk Diet, Ini 4 Manfaat Makan Salad Setiap Hari untuk Kesehatan Tubuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News