kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hasil rapid test negatif, tak menjamin terbebas dari virus corona covid, kok bisa?


Rabu, 25 Maret 2020 / 10:36 WIB
Hasil rapid test negatif, tak menjamin terbebas dari virus corona covid, kok bisa?


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - Pemerintah mulai melakukan tes cepat untuk menyisir warga yang terinfeksi virus corona Covid-19. Namun perlu Anda tahu hasil negatif dalam rapid test virus corona itu belum menjadi kesimpulan bahwa Anda terbebas dari virus corona Covid-19.

Lalu bagaimana penjelasan hasil pemeriksaaan rapid test ini dan apa tujuannya dilakukan secara massal?

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Ahmad Yurianto menjelaskan masalah ini Selasa (24/3) . Ia menegaskan, rapid test ini bukan yuang utama dalam pencegahan dan pengendalian virus Corona covid-19.

Baca Juga: Rapid test, Pemprov DKI lebih utamakan warga yang kontak dengan pasien corona

"Yang utama adalah bagaimana masyarakat dengan aktif dan terorganisasi dengan baik bisa melaksanakan untuk menjaga jarak fisik. Karena ini yang bisa memutus rantai penularan di masyarakat," katanya.

Mengenai rapid test, atau tes cepat, Yurianto menjelaskan cara ini merupakan tes yang dilakukan menggunakan metode pemeriksaan antibodi dalam tubuh manusia. Jadi rapid test bukan melakukan pemeriksaan langsung terhadap virusnya.

Baca Juga: Satu penumpang Bus Primajasa meninggal mendadak rest area tol Cipali ini kronologinya

Karena, kalau pemeriksaan langsung terhadap virus, maka harus menggunakan metode pemeriksaaan lain yakni yang berbasis pada antigen. 

Pemeriksaan antigen itu dilakukan dengan menggunakan usapan (sweep) yang dilakukan pada dinding belakang rongga hidung atau rongga mulut. Kalau hasilnya positif maka diyakini ada virus di tubuh pasien.

Proses pemeriksaan ini merupakan tahapan lanjutan setelah pasien dipastikan terinfeksi virus dalam tahap pemeriksaan rapid test.

Yurianto menegaskan, metode rapid test yang dilakukan oleh pemerintah, sebenarnya sebagai upaya screening awal, terhadap masyakat yang positif terinveksi virus, tapi belum jelas apa jenis virusnya.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo ditunda karena virus corona, ini penjelasan Perdana Menteri Jepang

Dalam pemeriksaan rapid test itu yang diperiksa adalah anti bodi yang ada di dalam darah seseorang.

Sehingga spesimen yang diambil adalah darah bukan hapusan (sweep) tenggorokan sepertihalnya untuk memeriksa virus corona covid-19. Dengan screening melalui rapid test ini, diharapkan bisa menjaring kaus secara cepat terhadap kasus positif virus corona covid-19.

Baca Juga: Warga nahdliyin, inilah imbauan kyai khos Nahdatul Ulama soal virus corona
 
Karena itu, jika hasil pemeriksaan rapid tes menyatakan negatif, maka, "Kami belum bisa memberikan jaminan kalau yang bersangkutan tidak terinfeksi virus. Bisa saja terinfeksi, tetapi pada tahap-tahap awal, karena antibodinya belum terbentuk," katanya.

Secara medis membutuhkan waktu antara enam sampai tujuh hari untuk terbentuknya antibodi di dalam darah, yang kemudian bisa diidentifikasi sebagai positif ada virus di dalam tubuh berdasarkan pemeriksaaan rapid test.

Baca Juga: Menhan Prabowo soal penanganan virus corona: Patuhi imbauan, kami tidak mau otoriter

Karena itulah, saat pemeriksaan pertama negatif, maka tim sudah menyepakati untuk mengulang pemeriksaaan kedua kali setelah sepuluh hari. Dengan harapan bila positif maka antibodi sudah terbentuk dalam enam sampai tujuh hari sehingga bisa diidentifikasi.

Selanjutnya kalau hasil tes cepat itu menyatakan seseorang positif, maka bisa diyakini bahwa pasien sedang terinfeksi oleh virus. 

Tetapi kalau hasil negatif dua kali, maka bisa diyakini bahwa yang bersangkutan tidak terinfeksi oleh virus karena tidak ada antibodi dalam tubuhnya. Artinya masih sangat mungkin untuk terinfeksi apabila mengabaikan upaya-upaya untuk pencegahan.

Baca Juga: Perlukah Lockdown?

Sementara dari jika hasil pemeriksaan rapid test mendapati pasien positif, maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan anti gen, melalui pemeriksaan sweep dan Polymerase Chain Reaction (PCR) di laboratorium untuk mengetahui jenis virus.

Sekalipun pemeriksaaan pertama negetif, Yurianto maka tetap meminta pasien untuk menjaga jarak fisik alam berkomuniukasi sosial agar tidak terjadi penularan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×