kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Terkoreksi, Begini Dampaknya Ke Neraca Perdagangan Migas


Senin, 22 April 2024 / 19:57 WIB
Harga Minyak Terkoreksi, Begini Dampaknya Ke Neraca Perdagangan Migas
ILUSTRASI. Neraca perdagangan minyak dan gas (migas) masih mencatatkan defisit US$ 2,04 miliar pada Maret 2024. REUTERS/Pascal Rossignol


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan minyak dan gas (migas) masih mencatatkan defisit US$ 2,04 miliar pada Maret 2024.

Meski begitu, Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, neraca perdagangan migas akan terungkit berkat penurunan harga minyak.

Saat ini Harga minyak melanjutkan pelemahan yang terjadi dalam dua pekan terakhir. Senin (22/4) pukul 8.12 WIB, harga minyak WTI kontrak Mei 2024 turun tipis 0,16% ke US$ 83,01 per barel dari posisi akhir pekan lalu di US$ 83,14 per barel.

Harga minyak WTI turun 2,81% dalam sepekan. Sedangkan harga minyak Brent kontrak Juni 2024 turun 3,73% dalam sepekan. Untuk hari ini saja, harga minyak Brent turun 0,63% ke US$ 86,74 per barel.

Baca Juga: Turun 2,60%, Impor Pada Maret 2024 Hanya Mencapai US$ 17,96 Miliar

“Saat ini, Indonesia merupakan negara yang mengalami defisit neraca perdagangan migas. Dengan demikian, kami menilai penurunan harga ini akan dapat mendukung peningkatan neraca perdagangan migas ke depan,” tutur Josua kepada Kontan, Senin (22/4).

Adapun Ia mencatat, rata-rata harga minyak mentah Brent pada Februari dan Maret 2024 masing-masing sebesar US$ 83,5 dan US$ 85,4 per barel. Harga minyak Brent tersebut masih tercatat lebih tinggi dibandingkan dua bulan sebelumnya.

Meskipun demikian, Josua menyebut tren penurunan harga minyak mentah Brent kemungkinan akan terjadi hingga akhir April 2024 ini, sejalan dengan adanya eskalasi konflik geopolitik.

Ia memperkirakan, harga minyak relatif akan mendekati rata-rata harga dua bulan sebelumnya, yakni di kisaran US$ 85 per barel.

Baca Juga: Ekspor Indonesia Naik Menjadi US$ 22,43 Miliar di Maret 2024

Disamping itu, ia juga memprediksi kegiatan ekspor dan impor akan lebih rendah pada April 2024, sejalan dengan menurunnya aktivitas perdagangan pada masa libur hari raya Idulfitri.

“Hingga akhir tahun, apabila tren penurunan harga berlanjut, maka ekspektasi terhadap defisit neraca perdagangan dapat lebih baik, karena berkurangnya defisit di neraca migas,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×