Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia diproyeksi masih surplus pada November 2023. Namun, nilai surplus neraca dagang akan melambat jika dibandingkan dengan realisasi surplus pada bulan sebelumnya.
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita memperkirakan, surplus dagang akan ada di kisaran US$ 2,7 miliar hingga US$ 3 miliar. Surplus ini lebih rendah dibanding surplus pada Oktober yang tercatat sebesar US$ 3,48 miliar.
“Neraca dagang November masih akan mencatatkan surplus, namun lebih rendah dibanding bulan Oktober,” tutur Ronny kepada Kontan.co.id, Kamis (14/12).
Penurunan surplus ini kata Ronny, diakibatkan karena adanya meningkatnya impor. Ia mencatat, data pertumbuhan kuartal III 2023 lalu memperlihatkan bahwa pertumbuhan sektor manufaktur semakin positif, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut sebagai pertanda bahwa aktivitas sektor manufaktur semakin dinamis.
Baca Juga: Aktivitas Impor Meningkat, Surplus Neraca Perdagangan November 2023 akan Menurun
Meski begitu, pertumbuhan sektor manufaktur tersebut akan meningkatkan kinerja impor, khususnya pada bahan penolong dan barang setengah jadi diperkirakan akan ikut meningkat.
“Ini karena sebagian besar input untuk sektor manufaktur kita berupa bahan penolong dan barang setengah jadi yang diimpor,” jelasnya.
Di sisi lain, Ronny juga menilai, data Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia masih berkisar di atas 50 dan tercatat semakin membaik dibanding bulan sebelumnya. Artinya, sektor manufaktur Indonesia masih ekspansif.
Selain itu, kenaikan impor diperkirakan lebih besar jika dibandingkan kenaikan ekspor. Alhasil, surplus neraca perdagangan pun mengalami penyusutan.
Ia memperkirakan, kinerja ekspor pada November 2023 akan di kisaran US$ 23 miliar hingga US$ 23,5 miliar. Di mana, proyeksi ini naik 5,47% dibanding kinerja ekspor di bulan sebelumnya.
Sementara kinerja impor akan ada di kisaran US$ 20 miliar hingga US$ 20,5 miliar. Proyeksi tersebut naik 9,8% dibanding realisasi impor di bulan Oktober 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News