Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia di sepanjang tahun 2023 tetap mencetak surplus, meskipun surplus neraca perdagangan barang menyusut dari tahun 2022.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan, penurunan surplus neraca perdagangan tersebut disebabkan penurunan harga komoditas.
“Penurunan ini banyak faktor, salah satunya, adalah adanya harga komoditas yang tinggi di tahun 2022. Kemudian, harga komoditas mengalami normalisasi pada tahun lalu,” ujar Susiwijono, Kamis (25/1) di Jakarta.
Nah, komoditas yang mencatat peningkata harga pada tahun 2022 terutama minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan batubara.
“Pada saat harga mulai normal, maka pada tahun 2023 mendorong ekspor yang menurun dan kemudian ada penyempitan surplus neraca perdagangan,” tambahnya.
Baca Juga: Ketegangan Geopolitik Diramal Beri Dampak ke Perdagangan RI hingga Dua Bulan ke Depan
Meski demikian, Susiwijono membanggakan surplus neraca perdagangan barang Indonesia yang terjadi selama 44 bulan berturut-turut, alias sejak Mei 2020 hingga Desember 2023.
Sebagai tambahan informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, surplus neraca perdagangan barang sepanjang 2023 sebesar US$ 36,93 miliar.
Surplus tersebut mengecil 33,46%, bila dibandingkan dengan surplus neraca dagang pada sepanjang tahun 2022.
Penurunan surplus neraca perdagangan di sepanjang tahun 2023 didorong oleh penurunan baik kinerja ekspor maupun impor.
Total nilai ekspor di sepanjang Januari 2023 hingga Desember 2023 sebesar US$ 258,82 miliar atau turun 11,33% (YoY).
Sedangkan nilai impor di sepanjang Januari 2023 hingga Desember 2023 sebesar US$ 221,89 miliar atau turun 6,55% (YoY).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News