Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada Maret 2023 diperkirakan akan menurun. Hal ini lantaran harga komoditas sudah tidak setinggi pada tahun lalu.
Direktur Jendral Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatawarta mengatakan, tahun lalu, pada Maret 2022 realsiasi PNBP mulai meningkat berkat windfall komoditas. Hal ini kemudian mendorong realisasi PNBP pada tahun ini.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan tahun lalu, realsiasi PNBP dalam dua bulan terkahir ini memang masih tinggi. Hal ini karena berkah harga komoditas baru dirasakan pada Maret atau pertengahan tahun 2022.
“Untuk tahun 2023, dua bulan petama ini masih tumbuh baik dibandingkan tahun lalu. Tapi ini tidak membuat kami terlalu besar kepala, kenapa? Karena bulan pertama tahun lalu tren kenikan harga komoditas belum terlalu menonjol,” tutur Isa dalam media briefing, Selasa (21/3).
Baca Juga: Pertengahan Maret, Realisasi Belanja Pemerintah Melalui E-Katalog Rp 46,68 Triliun
Untuk diketahui, realisasi PNBP dalam dua bulan pertama yakni Januari dan Februari 2023 sebesar Rp 86,4 triliun atau tumbuh 86,6% jika dibandingkan dengan realisasi pada periode sama tahun lalu.
Pemerintah sendiri menargetkan PNBP tahun ini sebesar Rp 441,4 triliun, turun dari target tahun lalu. Penurunan PNBP tahun ini dipengaruhi oleh proyeksi fluktuasi harga komoditas yang turun dibandingkan tahun lalu.
Karena realisasi PNBP ke depannya akan terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu, Isa mengatakan, pemerintah akan mewaspadai hal tersebut.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tata kelola PNBP tahun ini akan dioptimalkan semakin baik. Menurutnya, peran PNBP sebagai instrumen regulatory, akan diarahkan untuk mendorong aktivitas ekonomi, mendukung dunia usaha, serta meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
““Jika dilihat dari kondisi harga komoditas saat ini, target Pendapatan Negara tahun 2023 tersebut, terlihat optimis untuk dapat dicapai,” katanya.
Meski begitu, Isa mengatakan, dinamika harga komoditas yang sulit diprediksi dan berisiko mengalami penurunan, dapat berimbas terhadap pencapaian target pendapatan negara, baik dari sisi pajak, kepabeanan dan cukai, maupun PNBP.
Oleh karenanya, pemerintah tetap harus antisipatif mempersiapkan mekanisme untuk mengamankan APBN di tahun 2023, apabila harga komoditas tidak setinggi seperti yang diasumsikan.
Baca Juga: Skema Pungut Salur Batubara Terkendala Pengenaan PPN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News