Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca transaksi berjalan mungkin berbalik defisit pada tahun 2023, setelah membukukan surplus tipis pada tahun 2022.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menghitung, defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada tahun 2023 berada di kisaran 0,5% produk domestik bruto (PDB) hingga 0,7% PDB.
CAD pada tahun ini disebabkan oleh normalisasi harga komoditas yang kemudian menggerus kinerja neraca perdagangan barang.
Baca Juga: Performa Neraca Dagang Barang Menurun, Transaksi Berjalan 2023 Diproyeksi Defisit
"Harga komoditas menurun, sehingga ini akan mengganggu kinerja ekspor. Ini yang menyebabkan defisit transaksi berjalan," terang David kepada Kontan.co.id, Selasa (22/8).
Meski demikian, David mengungkapkan CAD ini masih berada dalam taraf aman. CAD perlu menjadi perhatian, kala berada di atas 3% PDB.
Selain itu, David juga percaya diri akan tetap ada aliran modal asing yang masuk ke dalam negeri lewat investasi asing langsung (FDI).
Baca Juga: Neraca Transaksi Berjalan Berbalik Arah Jadi Defisit, Ini Kata BI
Sehingga, ini tetap mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Meski, David memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.100 hingga Rp 15.400 per dolar AS pada akhir tahun 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.