Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca transaksi berjalan diproyeksi berbalik defisit pada tahun 2023, setelah membukukan surplus tipis pada tahun 2022.
Ekonom Senior Bank Mandiri Faisal Rachman menghitung, defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di tahun ini sebesar 0,65% produk domestik bruto (PDB).
Faisal mengatakan, CAD pada tahun ini dikontribusi oleh pelemahan performa neraca perdagangan barang karena menurunnya kinerja ekspor.
Baca Juga: Neraca Transaksi Berjalan Berbalik Arah Jadi Defisit, Ini Kata BI
"Perlambatan neraca perdagangan barang disebabkan oleh normalisasi harga komoditas dan perlambatan ekonomi global," terang Faisal kepada Kontan.co.id, Rabu (23/8).
Sebenarnya, CAD sudah terlihat pada kuartal II-2023. BI mencatat, CAD periode tersebut sebesar US$ 1,9 miliar atau setara 0,5% PDB.
Meski demikian, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI wahyu Agung Nugroho mengungkapkan, CAD yang ada bukan merupakan ancaman bagi pergerakan rupiah.
Baca Juga: Intip Proyeksi Pergerakan Rupiah hingga Akhir Tahun dari Ekonom Bank Mandiri Ini
"Tidak. Ini merupakan defisit biasa saja, dan masih rendah. Masih jauh di bawah CAD yang aman," terang Wahyu saat ditemui awak media di Senayan JCC, Selasa (22/8).
Wahyu menekankan, timbulnya CAD pada kuartal II-2023 juga seiring dengan aktivitas ekonomi yang membaik. Sehingga, dampaknya pada rupiah tidak signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News