Reporter: Agus Triyono | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pelaksanaan otonomi daerah yang berlangsung sejak 1999 lalu ternyata belum memberikan manfaat banyak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan (Partnerhsip) terhadap 10 daerah otonomi baru pada tahun 2014 ini ternyata tidak menggembirakan.
Peneliti Utama Kemitraan Lenny Hidayat mengatakan, hanya dua dari sepuluh daerah yang diteliti mampu memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan mendapatkan nilai di atas lima atau di atas rata-rata nasional. Mereka adalah Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Siak di Riau.
Sementara itu delapan wilayah lainnya seperti, Kabupaten Ternate, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Tanjung Pinang, Kabupaten Tangerang Selatan, Kabupaten Sigi, Kabupaten Pulau Pisau, dan Kabupaten Seluma, masih bernilai di bawah rata-rata. Atas dasar itulah, Lenny karena itu meminta kepada pemerintah pusat untuk segera mengevaluasi daerah otonomi baru yang telah mereka bentuk.
Harapan ini dikemukakannya terkait besarnya anggaran yang telah dialokasikan oleh pemerintah untuk pembentukan daerah otonomi baru, yang jika dihitung sejak 1999 sudah mencapai Rp 50 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News