Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
Paket pendanaan tersebut terdiri dari dana baru sebesar Rp 2,7 miliar dari IBRD dan US$ 1,3 miliar dari IDA. Bank Dunia juga melakukan prioritas ulang pada portofolio sebesar US$ 2 miliar, serta dana sebesar US$ 6 miliar dari IFC yang sudah termasuk US$ 2 miliar dana fasilitas perdagangan.
Paket pendanaan ini menyediakan hibah dan pinjaman berbunga rendah dari IDA bagi negara berpenghasilan rendah, serta pinjaman dari IBRD bagi negara berpenghasilan menengah dengan metode fast-track.
Sementara IFC akan menyediakan dukungan kepada sektor swasta agar dapat tetap beroperasi dan mempertahankan tenaga kerja.
“IFC akan bekerja dengan klien bank komersial untuk memperluas pembiayaan perdagangan dan modal kerja. IFC juga membantu klien korporasi terutama di sektor peralatan medis dan farmasi untuk mempertahankan rantai pasok dan membatasi risiko pen urunan,” tulis Bank Dunia.
Baca Juga: Mengejutkan! The Fed cukur bunga 50 bps, pemotongan terbesar sejak 2008
Bank Dunia menilai, negara-negara memiliki tingkat kerentanan dan tingkat risiko yang berbeda-beda dalam menghadapi wabah Covid-19 sehingga membutuhkan dukungan dengan tingkat yang berbeda-beda pula. Lembaga itu mengatakan akan memprioritaskan negara-negara termiskin dan mereka yang berisiko tinggi dengan kapasitas rendah.
"Ketika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terus berkembang, Bank Dunia akan menyesuaikan pendekatan dan sumber daya sesuai kebutuhan,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News