kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gubernur BI Perry Warjiyo Tegaskan Bank Sentral Tak Buru-Buru Naikkan Suku Bunga


Jumat, 01 Juli 2022 / 17:17 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo Tegaskan Bank Sentral Tak Buru-Buru Naikkan Suku Bunga
ILUSTRASI. Pekerja meninggalkan kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta, Indonesia, 2 September 2020. Gubernur BI Perry Warjiyo Tegaskan Bank Sentral Tak Buru-Buru Naikkan Suku Bunga.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada bulan Juni 2022 sebesar 0,61% month on month (mom). Dengan tingkat inflasi ini, inflasi secara tahunan terpantau 4,35% year on year (yoy). 

Angka inflasi tahunan ini rupanya sudah melampaui batas atas target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI), yaitu sebesar 4% yoy.

Meski memang inflasi makin ngegas, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan tetap masih ada ruang bagi BI untuk tidak buru-buru meningkatkan suku bunga acuan, alias masih ada waktu untuk menahan suku bunga acuan di level 3,5%. 

“Ini disebabkan oleh inflasi inti yang masih rendah sehingga ada ruang bagi fleksibilitas kami untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga acuan,” tegas Perry dalam rapat bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Jumat (1/7). 

Baca Juga: BI: Melandainya Risiko Kredit Mendorong Penurunan Suku Bunga Perbankan

Menurut catatan BPS, komponen inti pada bulan Juni 2022 tercatat 0,19% mom dan secara tahunan masih bergerak di 2,63% yoy. Inflasi inti memberi sumbangan sebesar 0,12% terhadap inflasi umum Juni 2022. 

Nah, sembari menahan suku bunga acuan, BI mengatakan arah kebijakan moneter BI masih akan menuju stabilitas dengan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi.

Makanya, kebijakan moneter akan berfokus dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah agar inflasi juga terkendali dan stabilitas ekonomi terjaga. 

Baca Juga: BI Diprediksi Naikkan Suku Bunga Acuan Sebesar 50 Bps pada 2022

BI tetap akan melakukan normalisasi kebijakan, tetapi dengan menggunakan kebijakan peningkatan giro wajib minimum (GWM) rupiah secara berkala, yang bahkan lebih agresif dari rencana pada awal tahun ini. 

Sedangkan kebijakan lain seperti makroprudensial, sistem pembayaran, dan ekonomi dan keuangan syariah diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi (pro growth). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×