Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia kuartal III-2021 masih tumbuh 3,51% yoy, meski memang tak setinggi capaian pertumbuhan pada kuartal II-2021 yang mencapai 7,07% yoy.
Meski begitu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo tetap optimistis pertumbuhan ekonomi akan terus berdaya dan meningkat pada kuartal IV-2021. “Didukung oleh perbaikan kinerja ekspor kenaikan belanja fiskal pemerintah, dan peningkatan konsumsi dan investasi,” ujar Perry, Kamis (18/11) via video conference.
Perry bilang, optimisme tersebut berdasar pada peningkatan indikator dini pada awal November 2021, seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran, ekspektasi konsumen, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur, serta realisasi ekspor impor.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga yakin dengan prospek pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021. “Sampai hari ini, kami yakin ekonomi di kuartal IV-2021 akan naik cukup kuat dan membaik sesudah mengalami penurunan akibat kasus Covid-19 varian Delta,” ujarnya, Rabu (17/11) setelah Sidang Kabinet Paripurna di kantor Presiden.
Baca Juga: BI sudah injeksi likuiditas ke perbankan sebesar Rp 137,24 triliun
Sri Mulyani mengatakan, potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan terakhir tahun ini didorong oleh peningkatan sejumlah indikator dini, seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), penjualan ritel, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur, serta peningkatan ekspor dan impor.
Seperti kita ketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat, IKK pada awal kuartal IV-2021 atau Oktober 2021 sebesar 113,4 atau naik dari 95,5. Selain meningkat dari bulan sebelumnya, ini juga sudah masuk ke zona optimistis atau indeks di atas 100.
Sementara penjualan ritel pada Oktober 2021 diperkirakan meningkat dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 193,0 atau naik dari 189,5 pada bulan September 2021.
Pun dengan PMI Manufaktur Indonesia. IHS Markit mencatat indeks PMI Manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 sebesar 57,2 atau naik dari 52,2 pada bulan sebelumnya. Tak hanya kembali ke zona ekspansif dan meningkat, ini bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjangs ejarah.
Sri Mulyani juga menyebut, perbaikan ekonomi telrihat dari kondisi pasar keuangan. Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) mengalami perbaikan dan ada penurunan spread dari US Treasury (UST).
“Tadinya awal Juli 2021 spread mencapai 512 bps, sekarang turun jadi 449 bps,” kata Sri Mulyani.
Selanjutnya: BI masih pertahankan suku bunga acuan di level 3,5%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News